Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Kamis, 30 Mei 2013

Konsep Arsitektur Indonesia:Beberapa Tokoh Arsitek Indonesia dan Karyanya (5)

Pada tulisan terdahulu tentang arsitektur telah dijelaskan  teori dan konsep arsitektur, (lihat dan klik di sini) Pada kesempatan ini kita akan melihat contoh-contoh bagaimana praktisi arsitek menggunakan konsep-konsep dan teori desain itu untuk karyanya. Khususnya  bagi pelaku/tokoh arsitektur Indonesia. Beberapa diantaranya yang akan diuraikan adalah :
Yuswadi Saliya,  M. Ridwan Kamil,  Baskoro Tedjo,  Alexander Santoso, Achmad D. Tardiana, Eko Purwono, Acmad Noe’man, Basauli Umar Lubis dan sebagainya.

Вы можете узнать, как концепции и теории архитектуры принятые индонезийского архитектора и его применение в архитектурных работах.


你可以学习如何架构的概念和理论,通过印尼建筑师和建筑作品及其应用。


Anda dapat mempelajari bagaimana konsep-konsep serta teori arsitektur yang dianut oleh arsitek Indonesia dan penerapannya pada karya arsitektur.

5.   Basauli Umar Lubis (1955...)



Konsep Desain: Functional, Charming, Programmatic Architecture
Functional

Titik keberangkatan sikap dalam berarsitektur adalah berangkat dari penggunaan, berangkat dari proses pemikiran bagaimana pengguna menggunakan & mengartikan ruang. Karakter bangunan terbentuk dari  sifat pengguna dan pengunaannya. Arsitektur yang baik adalah ketika arsitektur dapat memenuhi tingkat kebutuhan & kenyamanan dengan baik.Letak tingkat kreativitas arsitek terletak pada bagaimana menterjemahkan dan menjawab kebutuhan dengan baik. Estetika atau bentuk merupakan secondary step. Namun tidak menutup kemungkinan jika bentuk hadir pertama kali didasarkan tujuan/fungsi, seperti halnya bilbao yang hadir dengan tujuan menarik wisatawan. Estetis/Bentuk  lahir dari penggunaan, bukan sesuatu yang diada-adakan. Ruang/simbol dalam arsitektur harus dapat dimengerti oleh pengguna. Dan yang tidak kalahnya pentingnya adalah Karya arsitektur yang baik adalah karya yang dapat di uji.

Studi Kasus
Semarang Golf Club House
Dalam perancangan Club house, penggunanya adalah kelas menengah ke atas. Kelas mengengah keatas memiliki karakter yang mapan. Segi privasi dan keintiman menjadi ukuran penghargaan dari sebuah kemapanan. Pada akhirnya arsitektur yang hadir adalah arsitektur yang memilliki hubungan ruang yang intim dan sophisticated. Ruang yang hadir bukan ruang publik yang terlalu terbuka namun ruang publik yang intim. 

Charming
Karya arsitektur akan baik dan akan tetap eksis apabila karya tersebut memberikan kesan mendalam/CharmIng baik dari segi fisik maupun psikologis.  Impresi mendalam tidak harus dicapai dengan sesuatu yang spektakuler, namun dapat tercapai ketika manusia/pengguna merasakan manfaat yang banyak dan kesan yang mendalam bagi pengguna. Kesan charming ini dapat dicapai dengan memperhatikan skala manusia,orientasi, dan sirkulasi manusia selain esensi dasar kebutuhan yang telah terpenuhi. Arsitektur yang anggun adalah arsitektur yang memanusiakan manusia.

Studi Kasus
Semarang Golf Club House
Ketepatan Skala manusia dan kenyamanan pergerakan fisik & visual menjadi pertimbangan utama dalam perancangan club house tersebut. Dengan hal ini maka tingkat kenyamanan tercapai dan secara tidak sadar pengguna/manusia akan merasa menyukai bangunan tersebut. 
Programmatic
Program dalam arsitektur merupakan tingkat kreatifitas tertinggi dalam arsitektur. Program dalam arsitektur merupakan pemaknaan dan solusi untuk menjawab kebutuhan. Programmatic memiliki pengaruh besar dalam penentuan arah karya arsitektur. Selain isu kontekstual yang sudah menjadi kewajiban arsitek, arsitek harus melangkah lebih tinggi lagi, untuk bisa mengevaluasi kekuatan tempat. Arsitektur akan baik jika menghasilkan sinergi kegiatan didalam dan hubungannya dengan lingkungan luar.

Site
Kekuatan tempat merupakan kunci terbentuknya program arsitektur. Kontekstual terhadap site sudah menjadi kewajiban Arsitek, namun diluar itu arsitek harus bisa ke tingkat lebih tinggi lagi. Arsitek harus bisa mengevaluasi site dan menjawab kebutuhan & potensi kekuatan tempat dan menterjemahkannyamelalui  ke dalam program arsitektur.

Contoh Kasus Lain Pemikiran
Contohnya dalam Bangunan sekolah berasrama, penggunanya adalah siswa yang belajar serta tinggal di dalam area sekolah.  Dengan melihat ini maka \timbul pemikiran bagaimana mengembalikan suasana/lingkungan rumah dalam lingkungan sekolah. Caranya adalah dengan menghadirkan ruang formal, informal & nonformal. Saat siswa kembali ke hunian diharapkan menjadi manusia yang hidup seperti biasa. Lingkungan sekolah asrama dapat dilihat sebagai saru kesatuan kota.

Dalam bangunan Pelelangan ikan, aktivitasnya adalah pelelangan dan diperlukannya pengawasan. Dengan melihat proses bagaimana manusia beraktivitas maka timbulah bentuk arsitektural bertingkat dua. Pada dasarnya pelelangan ikan hanya terdiri dari satu lantai. Namun dengan melihat aktivitas pengawasan sebagai salah satu bagian yang menentukan wujud arsitektural, munculah bangunan berlantai dua. Selain itu hal ini juga dapat mengakomodasi pertukaran udara. Arsitektur yang hadir tidak di ada-adakan, namun hadir karena penelusuran aktivitas manusia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda, jika ingin menggunakan emotion, silahkan klik emotionnya, dan kopy paste kodenya dalam kotak komentar

Sering dilihat, yang lain mungkin juga penting