Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Kamis, 30 Mei 2013

Konsep Arsitektur Indonesia:Beberapa Tokoh Arsitek Indonesia dan Karyanya (2)

2.  Acmad Noe’man (1926 ..)

Pada tulisan terdahulu tentang arsitektur telah dijelaskan  teori dan konsep arsitektur, (lihat dan klik di sini) Pada kesempatan ini kita akan melihat contoh-contoh bagaimana praktisi arsitek menggunakan konsep-konsep dan teori desain itu untuk karyanya. Khususnya  bagi pelaku/tokoh arsitektur Indonesia. Beberapa diantaranya yang akan diuraikan adalah :
Yuswadi Saliya,  M. Ridwan Kamil,  Baskoro Tedjo,  Alexander Santoso, Achmad D. Tardiana, Eko Purwono, Acmad Noe’man, Basauli Umar Lubis dan sebagainya.

Вы можете узнать, как концепции и теории архитектуры принятые индонезийского архитектора и его применение в архитектурных работах.


你可以学习如何架构的概念和理论,通过印尼建筑师和建筑作品及其应用。


Anda dapat mempelajari bagaimana konsep-konsep serta teori arsitektur yang dianut oleh arsitek Indonesia dan penerapannya pada karya arsitektur.

2.  Acmad Noe’man (1926 ..)


 Konsep Desain: Islamic Architecture

 Manifesto pada perancangan arsitektur yang Islami


 Menurut Acmad Noe’man, Arsitektur yang islami Adalah Arsitektur  yang berlandaskan pada Al-qur’an dan As-sunnah....Acmad Noe’man  adalah seorang Arsitek yang berlatar belakang pendidikan Arsitektur  Praktik.. Dalam berkarya beliau selalu berusaha memasukkan nilai-nilai  Islam kedalam desainnya. Hal tersebut dimaksudkan beliau agar karya-karyanya lebih bermakna dan dapat dipertangung jawabkan dihadapan Tuhan kelak. Acmad Noe’man, sebagai seorang Arsitek, banyak tertarik dengan ajaran-ajaran agama Islam, terutama pada kedua landasan agama itu yaitu Al-qur’an dan As-sunnah. sedangkan orang yang cukup berpengaruh pada kehidupannya adalah Muhammad SAW. Khusus pada bidang arsitek Acmad Noe’man mengagumi Lee Corbusier, Miss Van de Rohe, teori-teori Beahus, karena semua itu tidak bertubrukan dengan nilai-nilai islami yang mengajarkan agar tidak menciptakan sesuatu yang berlebih-lebihan. Nilai-nilai islam banyak mempengaruhi manifestasinya dalam berpraktek di dunia arsitektur.Salah satu Manifesto Acmad Noe’man adalah ” Arsitektur yang islami Adalah Arsitektur berlandaskan pada Al-qur’an dan As-sunnah”.

Lingkungan binaan tempat seorang arsitek tumbuh dan berkembang, baik secara langsung maupun tak langsung akan mempengaruhi sikap dan pemikirannya. Terdapat beberapa hal yang membentuk konteks pemahaman seorang arsitek dalam melakukan pendekatan terhadap desain. Misalnya masa lalu yang kering dengan agama menyebabkan Acmad Noe’man ingin menerapkannya baik didalam kehidupan sehari-hari dan dalam praktik  arsitektur. Sebagai seorang muslim Acmad Noe’man berusaha menjadi seorang arsitek agar bisa membela agamanya dalam bidang arsitektur. Berbekal pengalaman di masa mudanya yang sering menyaksikan dan mendampingi ayahnya dalam membangun masjid dan sekolah Madrasah Acmad Noe’man inilah yang membuat dirinya sedikit banyak mengenal bangunan-bangunan yang diperuntukan untuk ibadah dan belajar.

Dalam berkarya arsitektur, Acmad noe’man berusaha memasukkan nilai-nilai yang terkandung pada Al-qur’an dan As-sunnah dan mengimplementasikan pada obyek atau sebuah karya yang berbeda dengan menyesuaikan kebutuhan yang harus dipenuhi pada masing-masing obyek itu. Menurut Acmad Noe’man Arsitektur islami bukan hanya berbicara pada bentuk-bentuk lengkung dan atap kubah karena hal ini tidak berdasar pada Al-qur’an dan As-sunnah. Dua landasan ini selalu dibawa oleh Acmad Noe’man pada karya-karyanya. Tanpa membedakan rancangan yang akan dihasilkannya. Baik itu Masjid sebagai tempat peribadatan atau rumah sebagai tempat tinggal dan juga bangunan-bangunan lain. Dengan dua landasan pada islam ini yang membedakan karya-karya beliau antara arsitektur yang islami dan yang tidak islami. dengan tujuan untuk bisa mengapresiasi secara lebih tinggi, dan di dalam prosesnya elemen Al-qur’an dan As-sunnah diangkat dan dimasukan ke dalam proses desain sejak awal pembentukan konsep bangunan. 

Acmad Noe’man menyebutkan bahwa ber-arsitektur bukan hanya berpikir bagaimana menghasilkan sebuah karya rancangan agar terbangun, tapi lebih memikirkan bagaiman berkarya yang semuanya diniatkan untuk Tuhan, tanpa harus mengesampingkan kebutuhan dan keinginan Klien.  Beliau selalu mencoba mengajarkan nilai-nilai islami atau dengan kata lain berdakwah pada rancangan-rancangannya, Dengan menghadirkan apa yang ada pada kedua landasan islam itu sendiri.
   
Studi Kasus

Masjid salman ITB


Seperti yang telah menjadi manifesto bagi seorang Acmad Noe’man adalah, Arsitektur yang islami adalah yang berlandaskan pada Al-qur’an dan As-sunnah kemudian ijtihad sebagai alternatif terakhir. Dengan berpedoman pada surat Al-baqarah 170 :
” jika dikatakan pada mereka ikutlah jalanku, maka mereka berkata tidak kami mengikuti jalan orang-orang terdahulu” 
Dari ayat ini beliau menangkap bahwa seseorang haruslah memberikan pengarahan untuk selalu mencari ilmu sekaligus spirit surat ini menganjurkan untuk mengklarifikasi bahwa apa yang sudah ada selama ini dan turun temurun belum tentu benar. pada masjid ini Acmad Noe’man hendak mengajarkan ayat ini kepada masyarakat luas bahwa bentuk-bentuk masjid yang selama ini ada dan juga bentuk kubah dari atap masjid bukanlah sesuatu yang mencerminkan dan mengandung nilai-nilai islami. Walau begitu Acmad noe’man tidak menyalahkan sepenuhnya atap masjid yang berbentuk kubah. beliau hanya mencoba mengajarkan bahwa tidak selalu harus berbentuk kubah sebuah atap masjid / bangunan yang islami.

Foto Masjid Salman

Pada rancangan masjid salman ini dia juga mengambil banyak pedoman dari 3 landasan yang terdapat pada ajaran islam. Seperti islam mengajarkan selalu untuk menjaga kesucian, maka segala hal yang mempermudah untuk dapat menjaga kebersihan dan kesucian di hadirkan disini. Kemudian Acmad Noe’man memakai landasan sebuah hadist ”rapikan shaf dan rapatkan barisan” dari dalil ini beliau mendapatkan pengajaran bahwa sebuah shaf dalam sholat berjama’ah tidaklah boleh terputus dan harus lurus, maka Acmad Noe’man mencoba meniadakan kolom pada sebuah masjid. ini dapat dilihat pada masjid salman.  pada surat Al-baqarah pula Acmad Noe’man mengambil spirit dimana manusia diperintahkan menyebarkan ilmu. Dengan bentuk yang tidak lazim pada tahun 1960, dimana saat itu masjid lebih dominan menghadirkan bentuk lengkung dan tapa kubah maka disini beliau mencoba mengajarkan bahwa tanpa menghadirkan bentuk yang selama ini ada, tidak salah. Peletakan toilet pada Masjid rancanganya tidak luput dari memakai landasan yang ada pada islam, seperti pada sebuah hadist yang melarang manusia untuk tidak buang air kecil atau besar menghadap kearah kiblat.

Masjid At-tin
“Inallaha jamil yuhibbu jamal” dengan berpedoman pada hadist ini Acmad Noe’man mengimplementasikan pada masjid At-Tin. Karena pada hadist diatas dikatakan bahwa Allah itu indah dan menyukai keindahan. Maka nilai-nilai estetis dihadirkan di masjid At-Tin. Seperti karya-karya yang sebelumnya, pada masjid At-Tin ini Ahmad Nu’man memberikan Ruang khusus untuk wanita yang disebut sebagai Mezzanine. Agar wanita tidak terlihat oleh jama’ah laki-laki saat mereka melepas penutup auratnya dan mengantinya dengan pakaian Sholat. Pada masjid At-Tin, Ahmad Nu’man juga menghadirkan minaret sebagai sarana untuk menyebarkan suara Adzan kesegala penjuru dengan berpedoman pada hadist. dimana pada jaman Rasulullah SAW, Para sahabat Nabi mengumandangkan Adzan di atap-atap / tempat yang tinggi agar didengar oleh orang lain. 

Tentang Acmad Noe’man
Karakter yang tenang dan sangat bersahaja. cara berbicara yang sangat halus dan selalu menjaga nilai atau ajaran islam dalam setiap tingkah lakunya menggambarkan bahwa Acmad Noe’man sebagai sosok seorang arsitek yang dikenal di kalangan komunitas arsitektur sebagai sosok seorang Muslim yang taat. Dari pembawaannya inilah kemudian sedikit banyak berperan dalam kehidupan   ber-arsitektur dan mulai dipercaya orang sebagai pakar Arsitektur Masjid dan Arsitektur yang islami. karya-karyanya selalu dihadirkan dengan pedoman nilai-nilai islam yang tinggi tanpa harus meningalkan nilai estetis. Keindahan pada setiap karyanya selalu tampak dan bisa dinikmati oleh orang yang menyaksikanya.Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1953, Achmad Noe’man langsung berpraktek dalam dunia arsitektur dengan magang pada salah satu biro konsultan, setelah itu Acmad Noe’man bergabung Dalam sebuah wadah organisasi Arsitek, yaitu IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia). Kemudian Acmad Noe’man mendirikan perusahaan yang lebih dinamakan Birano. Karya-karyanya banyak memberi warna dan menjadi rujukan terutama Arsitektur Masjid di Indonesia. Selain itu di luar Indonesia Acmad Noe’man turut meramaikan dunia Arsitektur dengan merancang beberapa karya. Terutama Arsitektur Masjid.

Curiculum Vitae 


Nama : Ir. Acmad Noe’man ,IAI

Tempat/Tanggal lahir : Garut, 10 Oktober 1926

Handphone : 081 660 07 33

Kantor : Jalan Ganesha 03 - Bandung 40132, Telp. 022 250 4145,  Birano,   ganesha 03 Bandung 40132

Riwayat Pendidikan
•    Institut Teknologi Bandung, Indonesia: 1948-1953

Riwayat Pekerjaan•    1954-1956: Asisten dosen Jurusan Arsitektur ITB 
•    1956- 1961: Staff pengajar tetap Jurusan Arsitektur ITB 
•    1961-1999: Staf pengajar Jurusan Desain dan Seni Rupa ITB dan Pimpinan CV.Birano




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda, jika ingin menggunakan emotion, silahkan klik emotionnya, dan kopy paste kodenya dalam kotak komentar

Sering dilihat, yang lain mungkin juga penting