Pada tulisan terdahulu tentang arsitektur telah dijelaskan teori dan konsep arsitektur, (lihat dan klik di sini) Pada kesempatan ini kita akan melihat contoh-contoh bagaimana praktisi arsitek menggunakan konsep-konsep dan teori desain itu untuk karyanya. Khususnya bagi pelaku/tokoh arsitektur Indonesia. Beberapa diantaranya yang akan diuraikan adalah :
Yuswadi Saliya, M. Ridwan Kamil, Baskoro Tedjo, Alexander Santoso, Achmad D. Tardiana, Eko Purwono, Acmad Noe’man, Basauli Umar Lubis dan sebagainya.
Вы можете узнать, как концепции и теории архитектуры принятые индонезийского архитектора и его применение в архитектурных работах.
你可以学习如何架构的概念和理论,通过印尼建筑师和建筑作品及其应用。
Anda dapat mempelajari bagaimana konsep-konsep serta teori arsitektur yang dianut oleh arsitek Indonesia dan penerapannya pada karya arsitektur.
(1) Fredrich S Silaban (1912-1984),
(2) Acmad Noe’man (1926 ..),
(3) Y.B Mangunwijaya Pr. (1929-1999),
(4) Yuswadi Saliya (1938- ),
(5) Basauli Umar Lubis (1955...),
(6) Baskoro Tedjo (1958..),
(7) Alexander Santoso (1965..),
(8) Achmad D. Tardiana
(9) Eko Purwono (1962...),
(10) Isandra Matin Ahmad (1962...),
(11) Budi Pradono (1970....),
(12) M. Ridwan Kamil (1971...)
Sumber Bacaan
Вы можете узнать, как концепции и теории архитектуры принятые индонезийского архитектора и его применение в архитектурных работах.
你可以学习如何架构的概念和理论,通过印尼建筑师和建筑作品及其应用。
Anda dapat mempelajari bagaimana konsep-konsep serta teori arsitektur yang dianut oleh arsitek Indonesia dan penerapannya pada karya arsitektur.
7. Alexander Santoso (1965..)
Konsep Desain: Penciptaan Kekayaan Perspektifis
Manifesto: Menciptakan kekayaan perspektifis
Dalam setiap disainnya, ia selalu memperhatikan kebutuhan klien. Kebutuhan-kebutuhan klien ini nantinya akan menjadi ide awal dalam sebuah proses disain. Dalam prosesnya, kebutuhan klien ini kemudian diwujudkan dalam jumlah dan besaran ruang. Kemudian bagaimana bentuk masa bangunan terjadi merupakan peran arsitek untuk mewujudkannya.
Pemikiran paling mendasar dalam penciptaan bentuk masa bangunan adalah, dalam setiap karyanya, dia selalu berusaha untuk ’menciptakan kekayaan perspektifis’.
Kekayaan perspektfis adalah, bagaimana kita menciptakan sebuah bentuk, sehingga dari sebuah titik pandang, masa bangunan dibuat kaya dalam bentuk dan sudut pandang. Dalam hal ini, eksplorasi perletakkan masa merupakan hal yang penting, yang tentu saja perletakkan ini harus juga membawa banyak keuntungan bagi interior bangunan.
Kekayaan perspektifis tidak hanya diterapkan untuk fasad bangunan, namun juga harus dapat dirasakan manfaatnya bagi pengguna bangunan. Dalam menciptakan bentuk-bentuk interior, sequence merupakan hal yang penting. Baginya, sequence tidak hanya mementingkan pergerakan atau sirkulasi di dalam bangunan, namun juga bagaimana menciptkan suasana visual yang berbeda pada setiap titik. Fungsi ruang juga menentukan penciptaan karakter ruang. Misalnya saja, bagaimana sebuah entrance bangunan dibuat sehingga memiliki kesan mengundang, atau permainan suasana tangga, dimana dalam setiap ketinggian tangga, kita dapat melihat pemandangan yang berbeda pula. Hal ini dilakukannya untuk menciptakan pengalaman ruang yang kaya, hal ini tidak hanya dirasakan efeknya secara horisontal, namun harus juga dirasakan secara vertikal.
Konsep dan Visi
Tropikal
Semenjak tahun 1993, proyek yang dikerjakan oleh Bapak Alexander berada di Indonesia. Oleh sebab itu, konsep dasar yang selalu digunakan dalam setiap disainnya adalah ’tropikal kontemporer’.
Baginya tropikal merupakan pendekatan yang paling tepat dalam setiap disain yang ada di Indonesia apapun fungsi bangunannya. Disebut paling tepat karena dengan sendirinya tropikal akan menyelesaiakan masalah-masalah yang dapat ditimbulkan oleh iklim tropis. Penggunaan atap dengan kemiringan tertentu untuk mengalirkan air hujan, penggunaan teritis bangunan yang dapat menciptakan bayangan, penciptaan kolam-kolam untuk mendinginkan iklim setempat, merupakan beberapa contoh pendekatan tropikal.
Spacial Experience
Menciptakan pengalaman tertentu dengan membuat ruang-ruang yang dinamis dan berkesinambungan. Hal ini diciptakan dengan pembuatan secara mendetail sequence yang akan diciptakan pada interior bangunan.
Time & Place Identity
Speaks to the moment & place, take risks, transcendence to the future.
Kontemporer sendiri baginya adalah sesuatu ’untuk saat ini’. Oleh sebab itu, apabila dilihat disain-disain bangunannya dari tahun 1993, maka selalu terdapat perubahan. Perubahan ini baginya terjadi karena setiap masa atau waktu memilki kecenderungan yang berbeda juga, sehingga setiap penciptaan selalu memiliki proses yang berbeda, yang pada akhirnya dapat menciptakan produk yang berbeda-beda juga.
Kecenderungan ini baginya juga terbentuk karena adanya alam bawah sadar. Belum banyak hal dapat ia ungkapkan disini, karena menurutnya pemikiran mengenai penyelesaian tanpa sadar ini masih dia gali dan kaji. Pada intinya adalah, semakin banyak kita membaca, melihat, dan merasakan, maka dengan sendirinya masalah-masalah disain, serta penciptaan-penciptaan bentuk, akan terjadi dengan sendirinya. Baginya inspirasi dapat datang dari mana saja, oleh sebab itu, tidak mudah bagi dia untuk mengungkapkan siapakah arsitek yang paling mempengaruhi desain-desainnya. Peter Eisenman, Zaha Hadid, Alvarez-Kala, Tadao Ando, merupakan beberapa arsitek yang memberikan cukup banyak kontribusi pada alam bawah sadarnya. Baginya bukan peniruan gaya, namun bagaimana mencoba merasakan bagaimana ruang-ruang yang diciptakan oleh arsitek-arsitek ini.
Usage
Usage instead of function
Dalam disainnya, dia lebih mementingkan kegunaan setiap ruang yang diciptakan daripada hanya memperhatikan fungsi ruang tersebut. Kegunaan tidak hanya berdasarkan fungsi, namun juga kebutuhan pengguna, dan penciptaan atmosfir untuk mendukung kebutuhan pengguna.
Layering & Repetitive
Layering & Repetitive
Multilayer & repetitive elements.
Untuk menciptakan kekayaan perspektifis, bangunan dibuat multilayer, dengan penumpukan dan penyusunan beberapa masa, baik dalam bentuk masa yang sama ataupun beragam bentuk masa. Hal ini juga berkaitan dengan kegunaan dari setiap masa bangunan.
Repetisi dari elemen bangnan dicipciptakan sebagai pengikat dari masa-masa bangunan yang tercipta.
Balance in / between
Repetisi dari elemen bangnan dicipciptakan sebagai pengikat dari masa-masa bangunan yang tercipta.
Balance in / between
Composition, Proportion, Tone & Color, Surfaces & Materials, Grids, Massive & Transparent Characters, Elements: line, wall, box.
Keseimbangan dalam seluruh elemen diatas sangat diperhatikan. Semua elemen-elemen tersebut harus saling mendukung dan semuanya bertujuan untuk membentuk karater bangunan sesuai kegunaan pada setiap titik bangunan.
Studi Kasus
Permata Hijau House, Jakarta
Tapak rumah ini berada pada hook jalan. Dalam kasus ini, dia berupaya untuk menciptakan kekayaan ruang tidak hanya bagi penghuni, namun juga bagi lingkungannya. Pada umumnya masa bangunan dibuat berbentuk huruf L, dimana bentuk L tersebut mengikuti sisi jalan, sehingga terbentuklah ’benteng’ yang akan menghasilkan inner court pada bagian tengah bangunan. Namun, bagi Pa Alex, bentuk seperti ini tidak akan memberikan banyak kontribusi pada lingkungan. Oleh sebab itu, maka dia membuat masa huruf L dengan sisi yang menempel dengan dinding tetangga. Dengan begitu, maka akan tercipta ruang terbuka yang lebih besar pada bagian depan bangunan.
Untuk memisahkan antara ruang dalam dan ruang luar pada ruang terbuka, maka digunakan diding dengan material kaca. Material transparan ini dipilih sehingga tidak membatasi ruang terbuka secara visual, namun dapat memberikan rasa aman dengan kehadiran dinding sebagai pembatas. Kolam sebagai media untuk merubah suhu bangunan dihadirkan disini. Bahkan fungsinya lebih dari itu, kolam juga berfungsi sebagai batas antara ruang luar dan dalam.
Lantai dua pun berbetuk huruf L. Namun perletakannya tidak tepat berada diatas masa L lantai dasar, sehingga dapat menciptakan ruang di belakang huruf L tersebut. Selain itu huruf L ini dibuat lebih panjang. Hal ini untuk menyiasati GSB, dimana pada lantai dasar bangunan harus berada di dalam GSB, sementara lantai dua bisa melebihi GSB tersebut, sehingga volume ruang bisa lenih besar.
Yang menarik dari masa lantai dua ini adalah, masa bangunan diputar pada satu titik untuk menciptakan sudut perspektif yang berbeda. Dengan begitu, maka bangunan seperti memiliki banyak muka. Titik yang diambil sebagai pusat putaran adalah titik dimana apabila perputaran terjadi maka akan selalu menguntungkan untuk interior bangunan.
Tentang Alexander Santoso
Pencarian identitas diri kami dalam berarsitektur masih berlangsung sampai saat ini. Kalaupun didapati pengulangan gaya design, hal itu merupakan proses evolutif dalam mencari bentuk yang lebih berkarakter. Dunia dan perubahannya yang berlangsung terus menerus,membawa kami untuk bergerak secara responsif terhadap apa yang sudah dan akan terjadi di sekitar kita.
Tak pernah ada kata cukup bila mengukur karya-karya kami dalam rentang waktu. Dua belas tahun berjalan dalam proses artikulasi ruang tetap menyisakan rencana akan kesempurnaan layanan. Petualangan dalam relasi antara proses dan hasil akhir, mutu dan biaya, masif transparan, berat ringan, kasar ataupun halus adalah permainan yang dapat kami alami, akhiri dan menangkan. Mewujudkan pengalaman unik dengan menciptakan ruang-ruang dinamis dan berkesinambungan, menyusun komposisi dan proporsi massa yang terjaga akan melebur serasi pada keseimbangan faktor kegunaan.
Ruang-ruang yang tersaji berikut dengan berbagai perubahannya ini harus ditempuh dan dimaknai.Yang kami ketahui hanyalah, esok perjalananan kita lebih baik.
Selamat berpetualang!
www.wastuciptaparama.com
Curiculum VitaeNama : Ir. Alexander Santoso
Telepon : 022.2030630
Kantor : Jln. Neglasari Dalam no. 16 B, Bandung
Website : www.wastuciptaparama.com
Latar Belakang
Curiculum VitaeNama : Ir. Alexander Santoso
Telepon : 022.2030630
Kantor : Jln. Neglasari Dalam no. 16 B, Bandung
Website : www.wastuciptaparama.com
Latar Belakang
- Kuliah di Universitas Katolik Parahyangan: 1985
- Mendirikan Wastu Cipta Parama:1993
Penghargaan
- Juara Pertama Kompetisi Disain JPO – Halte Trans Jakarta: 2001
- Juara Pertama Kompetisi Desain Gereja: 2001
- Juara Harapan Pertama Desain Rumah Susun: 2001
(1) Fredrich S Silaban (1912-1984),
(2) Acmad Noe’man (1926 ..),
(3) Y.B Mangunwijaya Pr. (1929-1999),
(4) Yuswadi Saliya (1938- ),
(5) Basauli Umar Lubis (1955...),
(6) Baskoro Tedjo (1958..),
(7) Alexander Santoso (1965..),
(8) Achmad D. Tardiana
(9) Eko Purwono (1962...),
(10) Isandra Matin Ahmad (1962...),
(11) Budi Pradono (1970....),
(12) M. Ridwan Kamil (1971...)
Sumber Bacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar Anda, jika ingin menggunakan emotion, silahkan klik emotionnya, dan kopy paste kodenya dalam kotak komentar