hal 4
11.Desain Grafis sebagai Penentu Citra dan Persepsi
Citra dalam bahasa Inggris adalah Image9. Menciptakan citra berarti menciptakan imaji-imaji dengan media tertentu misalnya gambar atau foto, tetapi bisa juga melalui tulisan. image (abad ke-XII), berasal dari kata Latin imago yang artinya menyerupai, mirip.
Contoh dari persepsi ini (lihat artikel ini: pornografi dalam seni , desain dan grafis )
Imaji benda atau artefak adalah peristiwa psikologi persepsi. Akan tetapi, imaji yang terbentuk dalam ingatan atau otak adalah peristiwa psikologis, dimana terdapat rekaman-rekaman ingatan dalam bentuk memori yang sesekali muncul keluar dari imaji dalam, sedangkan imaji yang nampak dari objek-objek luar diri manusia adalah imaji luar (Primadi, 1965).
Desain grafis berfungsi membentuk imaji-imaji itu, misalnya kita melihat sebuah iklan yang menggambarkan seorang wanita cantik memakai sabun Luks, imaji yang ingin dibentuk adalah bahwa sabun luks itu adalah sabun wanita cantik, atau pengertiannya di balik, setiap wanita yang ingin cantik harus memakai sabun luks. Terjadinya konotasi-konotasi seperti ini karena adanya citra yang melekat pada sebuah produk, pada diri seseorang.
Kita dapat melihat bagaimana dalam pemilihan umum masing-masing calon presiden membentuk citranya melalui mass media seperti televisi, poster, iklan, tulisan dalam buku dan sebagainya. Tujuan pembentukan imaji adalah membentuk persepsi yang baik.
Dengan demikian, kita dapat memahami ilmu desain grafis bukanlah sebuah sains, tetapi cara berbagai pengetahuan (sains) yang diterapkan membentuk citra; misalnya ilmu psikologi, ilmu komunikasi, ilmu ekonomi, dan sebagainya yang bermuara kepada kegiatan desain sehingga terbentuk citra-citra. Khusus untuk kegiatan desain grafis, sebuah kegiatan merancang dapat dilihat dari beberapa kepentingan. Kepentingan itu antara lain adalah:
(1) grafika, yang menekankan kepada kegiatan produk cetakan;
(2) epistemologi atau morfologi desain grafis melihat percabangan kegiatan grafis, apakah pada satu kegiatan atau pada bidang interdisplin seperti grafis display, interior, arsitektur dan transportasi;
(3) cara desain grafis dikelola (pendekatan manajemen), akan melihat skala usaha grafis, besar atau kecil, (grafis lini atas dan grafis lini bawah);
(4) metodologi desain cara atau teknik, yang dipakai untuk mengembangkan desain (manual, komputer, tipografi saja atau imaji saja), dan
(5) pendekatan historis atau sejarah, yang melihat desain grafis dari sudut pandang peran desainer dari waktu ke waktu, hal-hal yang mempengaruhi, dan contoh-contoh karyanya.
Riset fungsi-fungsi grafis dalam fungsi benda dan tempat, seperti grafis untuk buku, atau televisi (media statis dan bergerak), untuk tempat dan ruang (interior, display, pameran dsb), bangunan (building graphic), lingkungan (environment graphic), transportasi (transportation graphic) dan perusahaan (corporate) diperlukan untuk meninjau masalah yang luas dari dampak grafis.
Secara internasional, metodologi desain dikembangkan Cristhopher Jones tahun 60-70-an, tetapi metode ini hanya teraplikasi secara khusus pada bidang arsitektur dan desain grafis yang memasuki ranah Total Design atau desainer prolifik (serba bisa) seperti yang dilakukan Wim Crouwel tahun 1963 di Belanda. Cara ini kemudian dikuti perusahaan desain interdisiplin (desain grafis, Interior, arsitektur dan lanscaping), misalnya Pentagram, tahun 1972. [10]
12. Fenomena Desain Grafis Masa Kini
Seperti yang kita ketahui, bermacam bentuk desain grafis telah dipraktikkan orang dalam bermacam cara. [11]
Sejak abad ke-XV terjadilah revolusi teknologi percetakan, secara revolusioner kegiatan ini memungkinkan produksi buku secara massal. Desain grafis mengalami kemajuan pesat pada abad-abad berikutnya, yaitu dengan ditemukan cara mengatur page layout, atau cara mendesain halaman buku (pages) sebagai bagian dari pekerjaan setting huruf (type), dan gambar serta hiasannya (ilustrasi dan dekorasi buku). Menurut Megg (1998), begitulah kenyataannya bahwa sejarah perkembangan desain komunikasi visual dimulai dari pekerjaan merancang huruf dan gambar, kemudian dilanjutkan dengan beberapa temuan cara merancang halaman buku yang lebih maju lagi.
Pada akhir abad ke-XIX, desain grafis muncul sebagai profesi yang khas di Barat dan berbeda dengan profesi sebelumnya yang penekanannya pada teknologi percetakan. Profesi-profesi yang baru ini muncul sebagian karena adanya spesialisasi pekerjaan yang terjadi di sana, dan sebagian lagi karena teknologi baru dan bermacam kemungkinan komersial, dan memungkinkan munculnyarevolusi industri. Metode produksi yang baru (produksi massal) mendorong tumbuhnya cabang media komunikasi visual lainnya (antara lain poster) sebagai alat kampanye.
Pada akhir abad ke-XIX dan awal abad ke-XX, perkembangan ini terus meningkat, yang ditandai dengan terbentuknya agen periklanan serta penerbitan buku dan surat kabar. Sebagai contoh, di Amerika muncul profesi yang namanya art director.
Pada awalnya, profesi ini hanya sebatas pekerjaan mengatur elemen-elemen yang terkait dengan media publikasi grafis agar menjadi sebuah kesatuan yang harmonis, dan/atau menciptakan suatu ungkapan pencitraan yang sesuai dengan (isi) terbitan. Akan tetapi, pada akhirnya, sebutan art director dipakai untuk profesi yang bermacam-macam, antara lain art director bidang perfilman, bidang penerbitan, dan sebagainya yang terkait dengan pekerjaan seorang pimpinan yang membawahi sekelompok orang untuk pekerjaan di bidang kreasi artistik. Sepanjang abad ke-XX, berbagai temuan teknologi memungkinkan para desainer mengembangkan kerja desain lebih cepat dan bermacam kemungkinan komersil dan aspek artistik mulai muncul. Profesi ini kemudian berkembang sangat luas.
Para desainer grafis masa kini tidak hanya mendesain buku, tetapi menciptakan berbagai produk, antara lain mendesain halaman majalah, sampul buku, poster, cover compact-disc, perangko, uang, emasan, merek dagang, tanda-tanda jalan (furniture street), iklan, merek bangunan, judul kinetik untuk program televisi, film, animasi, dan pekerjaan publikasi grafis untuk berselancar di internet.
Pada awalnya, profesi ini hanya sebatas pekerjaan mengatur elemen-elemen yang terkait dengan media publikasi grafis agar menjadi sebuah kesatuan yang harmonis, dan/atau menciptakan suatu ungkapan pencitraan yang sesuai dengan (isi) terbitan. Akan tetapi, pada akhirnya, sebutan art director dipakai untuk profesi yang bermacam-macam, antara lain art director bidang perfilman, bidang penerbitan, dan sebagainya yang terkait dengan pekerjaan seorang pimpinan yang membawahi sekelompok orang untuk pekerjaan di bidang kreasi artistik. Sepanjang abad ke-XX, berbagai temuan teknologi memungkinkan para desainer mengembangkan kerja desain lebih cepat dan bermacam kemungkinan komersil dan aspek artistik mulai muncul. Profesi ini kemudian berkembang sangat luas.
Para desainer grafis masa kini tidak hanya mendesain buku, tetapi menciptakan berbagai produk, antara lain mendesain halaman majalah, sampul buku, poster, cover compact-disc, perangko, uang, emasan, merek dagang, tanda-tanda jalan (furniture street), iklan, merek bangunan, judul kinetik untuk program televisi, film, animasi, dan pekerjaan publikasi grafis untuk berselancar di internet.
Untuk melihat perkembangan sebuah sejarah desain grafis yang lengkap, kita harus pula melihat perkembangan teknologi printing. Pada putaran abad ke-XXI, desain grafis telah menjadi suatu profesi yang mengglobal, ketika itu teknologi lanjut dan industri tersebar di seluruh dunia. Perkembangan desain grafis kemudian dipicu perkembangan teknologi komputer.
Namun, seperti yang dikatakan Cooper pada sebuah wawancara tahun 1989, ternyata teknologi komputer membawa resiko terhadap profesionalitas desainer, dimana batas-batas antara seniman dan desainer, penulis dan desainer, profesional dan amatir menjadi hilang. Akibat mudahnya komputer dibawa-bawa, akan mengaburkan antara pekerjaan studio dengan di kantor, antara perkerjaan di kantor dengan di rumah, dan di lapangan; sebab semua pekerjaan desain sekarang dapat dilakukan dimana saja, walaupun pekerjaan desain grafis sebagai profesi dan yang berkualitas tetap dikuasai yang mempelajari bidang ini.[12]
13. Komunikasi Massa Sebagai Pembentuk Persepsi
Komunikasi massa adalah suatu proses. Membicarakan komunikasi massa tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentang media massa. Kedua istilah itu sering dipertukarkan, baik dalam arti yang sama maupun dalam istilah yang berbeda pengertiannya, namun kemudian pemakaiannya tidak tepat karena pengertian yang diberikan terhadapnya juga tidak tepat. Meskipun sulit dibedakan antara komunikasi massa dengan media massa, dan antara pers dan jurnalistik, tetapi secara ilmiah masih dapat dilihat perbedaan di antaranya. Karena itu, perlu dibahas, apa dan bagaimana, serta ciri-cirinya, komunikasi massa, media massa; perbandingan pers dengan media lain seperti film, radio siaran dan televisi siaran.
a. Proses komunikasi Massa
Sebagai suatu proses, komunikasi massa tidak berbeda dengan proses-proses komunikasi lainnya. Perbedaan yang khas ialah bahwa pada komunikasi massa dipergunakan media massa.
a. Proses komunikasi Massa
Sebagai suatu proses, komunikasi massa tidak berbeda dengan proses-proses komunikasi lainnya. Perbedaan yang khas ialah bahwa pada komunikasi massa dipergunakan media massa.
Bahkan teknologi modern dalam bentuk media massa itu adalah hal esensial bagi proses komunikasi massa. Meskipun demikian, pemakaian media ini jangan dipertukarkan dengan prosesnya. Wilbur Schramm menyatakan bahwa perbedaan antara proses komunikasi massa dengan lainnya seperti komunikasi sosial adalah sifat-sifat yang terkandung dalam proses tersebut. Misalnya, antara sumbernya dan komunikator lebih banyak bersifat organisasi dan lembaga; menyalurkan pesan melalui media massa secara massalitas dan atau ditujukan kepada orang banyak yang bersifat anonim dan heterogen Charles Wright (l989) mengidentifikasi beberapa karakteristik komunikasi massa sebagai berikut: [13]
(a) komunikasi massa itu ditujukan kepada audien yang relatif besar atau luas, bersifat heterogen dan anonim. kegiatannya dilakukan secara cepat dalam waktu-waktu tertentu,
(b) pesan-pesan disiarkan secara umum (publicly), sering tertentukan waktunya untuk mencapai sebagian besar audien secara simultan atau serempak,
(c) komunikator adalah suatu bentuk organisasi yang menggunakan pembiayaan sangat besar atau banyak.
Sumber (Komunikator)
Setiap kegiatan komunikasi massa dapat dibagi ke dalam komponen-komponennya yaitu para komunikator yang menyampaikan pesan media massa kepada audien untuk mencapai pengaruh tertentu. Komunikator sering juga disebut sebagai sumber, meskipun dapat dikatakan tunggal, tetapi terdiri atas banyak orang. Kegiatan atau pekerjaan para komunikator ini melalui suatu organisasi komunikasi yang rumit dan modal yang besar. Melakukan kegiatan dengan komunikasi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi antarpersona atau tatap muka.
Karena komunikator harus menyampaikan pesan pada saat yang sama kepada komunikan yang luas dan pribadi yang berbeda. Meskipun jumlah audien atau komunikan dapat mencapai jutaan, secara teoretik memiliki versi yang sama dengan kontak komunikasi dua orang, yaitu pesan dari kepala komunikator yang disampaikan kepada kepala komunikan; dan atau kepada kepala komunikan dalam jumlah banyak. Hal ini mirip dengan kontak pribadi yang berulang secara massal dan pada waktu yang sama.
Karena komunikator harus menyampaikan pesan pada saat yang sama kepada komunikan yang luas dan pribadi yang berbeda. Meskipun jumlah audien atau komunikan dapat mencapai jutaan, secara teoretik memiliki versi yang sama dengan kontak komunikasi dua orang, yaitu pesan dari kepala komunikator yang disampaikan kepada kepala komunikan; dan atau kepada kepala komunikan dalam jumlah banyak. Hal ini mirip dengan kontak pribadi yang berulang secara massal dan pada waktu yang sama.
Pesan-pesan komunikasi massa itu disalurkan melalui media massa, sifatnya massal dan ditujukan kepada audien yang banyak. Penyampaian pesan atau publisitas secara cepat, bersifat transien, dan terbuka buat semua orang. Media massa dalam hal ini bukan berarti alat atau instrumen itu sendiri, melainkan bagaimana cara media dipergunakan; hal inilah adalah pembeda antara suatu media dengan media lain, apakah media massa itu menjangkau orang banyak atau hanya sekedar media terbatas. Dalam arti, hanya ditujukan kepada publik tertentu.
Ciri sebuah media media massa, tidak hanya yang bersifat impersonal, tetapi juga terlihat ciri lain dari kegiatan komunikasi ini. Katakanlah, audien atau komunikannya adalah sejumlah besar manusia, sifatnya heterogen, anonim, terpisah-pisah dapat berjarak sangat jauh dari sumber pesan. Karena itu, jika dibandingkan dengan komunikasi sosial, komunikasi massa tidak bersifat alamiah, dia adalah hasil perencanaan, hasil organisasi atau lembaga.
Kegiatan komunikasi massa umumnya mempunyai tujuan dan arah yang telah ditentukan. Istilah media massa merupakan singkatan dari media komunikasi massa yang dipergunakan untuk menunjukkan penerapan suatu alat teknis (media) yang menyalurkan atau merupakan wadah komunikasi massa. Dari sudut pandangan itu kita dapat mengatakan bahwa media massa itu terdiri atas seperti berikut ini.
Kegiatan komunikasi massa umumnya mempunyai tujuan dan arah yang telah ditentukan. Istilah media massa merupakan singkatan dari media komunikasi massa yang dipergunakan untuk menunjukkan penerapan suatu alat teknis (media) yang menyalurkan atau merupakan wadah komunikasi massa. Dari sudut pandangan itu kita dapat mengatakan bahwa media massa itu terdiri atas seperti berikut ini.
(1) Media tercetak atau cetakan, yaitu surat kabar, majalah, buku, pamflet, bahkan dapat diperluas dengan billboard, dan banyak alat teknis lainnya yang membawakan pesan-pesan untuk orang banyak.
(2) Media elektronika yaitu radio siaran atau programa dalam arti bersifat auditif; televisi siaran atau programa; film atau gambar hidup dalam arti bersifat audiovisual bisa didengar maupun dilihat.
Pers dan Jumalistik
Pers adalah salah satu media massa, dalam arti sempit meliputi surat kabar dan majalah dan dalam arti luas dapat meliputi semua media tercetak. Apabila kita berbicara tentang pers, maka kita tidak dapat melepaskan diri dari jurnalistik. Kedua pengertian ini sering dipertukarkan. Jurnalistik merupakan kegiatan komunikasinya, sedangkan pers merupakan wadahnya, atau medianya tempat komunikasi massa itu disalurkan. Dengan demikian, kita mengenal istilah-istilah seperti jurnalistik pers, jurnalistik film, jurnalistik radio, dan jurnalistik televisi.
b. Model-model Komunikasi Massa
Sampai kini kita mengenal adanya empat model komunikasi massa
b. Model-model Komunikasi Massa
Sampai kini kita mengenal adanya empat model komunikasi massa
a) Pertama adalah model jarum hipodermis yang adanya ini ialah anggapan bahwa pengaruh media massa itu sangat kuat, langsung, cepat, dan hampir tidak ada kekuatan apa pun yang dapat menghambatnya. Selain itu audiennya dianggap bersifat atomistis dalam arti bahwa individu-individu terhubungkan langsung kepada media dan tidak kepada individu-individu lainnya atau kelompok, audien dianggap bersifat pasif.
b) Setelah berbagai penelitian Lazarsfeld, Berelson, dan Gaudet (1948)[14], mereka pun memperkenalkan konsep komunikasi dua tahap. Tahap pertama adalah pengalihan informasi dari media massa kepada para pemuka pendapat, dan ini merupakan bentuk komunikasi massa. Akan tetapi kemudian tahap kedua, yaitu dari para pemuka pendapat kepada para pengikutnya atau anggota-anggota lain masyarakatnya merupakan penyebarluasan pengaruh; ini bukan lagi berbentuk komunikasi massa, melainkan bentuk komunikasi antarpersona. Sehingga dengan demikian, dalam model komunikasi dua tahap ini, selain diperkenalkannya orang-orang yang dianggap kaya informasi dan disebut para pemuka pendapat, diperkenalkannya pula hubungan maupun peranan yang sangat erat antara kedua bentuk komunikasi tadi, yaitu komunikasi antarpersona dan komunikasi massa. Ketika kemudian setelah sekitar 25 tahun dipergunakan, terdapat kelemahan-kelamahan yang ada pada model komunikasi dua tahap ini, kemudian timbul dua model lainnya.
c) Model ketiga adalah model komunikasi massa satu tahap. Meskipun mirip dengan model jarum hipodermis, namun terdapat beberapa perbedaan. Misalnya, model komunikasi satu tahap mengakui bahwa tidak semua media memiliki kekuatan pengaruh yang sama. Model komunikasi satu tahap memperhitungkan peran selektif sebagai faktor yang menentukan penerimaan audien. Model komunikasi satu tahap mengakui kemungkinan timbulnya reaksi yang berbeda dari audien terhadap pesan komunikasi yang sama.
d) Selain itu timbul model komunikasi banyak tahap, yang mencakup semua model tahapan komunikasi terdahulu. Model ini tidak menjurus kepada tahapan-tahapan tertentu dalam penyebarluasan atau arus informasi melalui media massa. Juga tidak menetapkan bahwa suatu informasi itu pasti tersebarnya melalui media massa. Model ini menunjukkan bahwa dalam suatu penyebarluasan pesan-pesan yang berasal dari suatu sumber informasi kepada audien yang luas, akan terdapat banyak sekali variasi; sehingga dalam menganalisis berbagai situasi komunikasi ataupun suatu kejadian dalam proses itu, kita juga akan mempunyai banyak variasi. Misalnya, mungkin sebagian audien memperoleh informasi langsung dari media massa sebagai sumber informasi, tanpa terikat kepada keharusan bahwa mereka itu merupakan para pemuka pendapat; sebab mungkin saja penerima informasi langsung ini adalah orang-orang biasa, yang justru kemudian menyampaikan informasi ini kepada para pemuka pendapat. Mungkin sebagian audien memperoleh informasi setelah melalui berbagai tahap yang harus dilalui setelah disebarluaskan suatu sumber informasi.
Catatan Kaki
Catatan Kaki
1) Untuk memahami lebih lanjut lihat buku
Nasbahry Couto, 2009. Seni Rupa: Teori dan aplikasi, Padang: Unp Press dan buku
Ringkasan Prekembangan Desain Grafis (2009), teori desain ada pada sejarah
desain.
2) Lih. Thesaurus, Encyclopaedia Encarta CD.
3) Lih. Hepler, 1977 (30-35)
4) 4) Dalam hal ini terdapat perbedaan
pendapat bahwa atribut visual adalah juga elemen visual, pendapat ini
benar tetapi dia bukan pembangkit bentuk (form generator).
Benar sebagai elemen visual saat karya itu telah siap atau jadi. Yaitu elemen
yang kelihatan oleh mata manusia (persepsi). Ciri dari atribu visual adalah
tidak konstan/berubah-ubah oleh jarak (warna dan tekstur), oleh cahaya (nada
dan warna).
5) Representasi adalah gambaran tentang objek yang
di gambar
6) Uraian yang terperinci lihat buku
Nasbahry Couto (2007), Prinsip dan Konsep dasar Visual, jilid I.
7) Lih. http//www.davidairey.com.
8) Uraian lebih lengkap ada dalam buku
Nasbahry Couto.(2009). Ringkasan Perkembangan Desain Grafis, Padang:
Penerbit UNP Press
9) Istilah graphic, dalam kamus-kamus
artinya adalah sebuah (detail) yang dapat dibaca dengan sangat jelas (Encarta,
2002). Sebagai kata sifat, grafis berarti sebuah garis, tulisan dan atau sebuah
gambar, gambaran (imaji) yang sifatnya dapat dibaca. Disebut grafika
(graphical/adj., sebagai kata benda) menekankan kepada hasil cetakan yang dapat
dibaca, misalnya buku. Oleh fungsi komunikasinya, grafis kadang-kadang disebut rancangan
atau desain komunikasi visual, suatu istilah yang menekankan fungsi
visualnya. Sekarang produk grafis dikenali sebagai buku, advertising, logo,
atau Web Site dan atau sebuah informasi.
10) Lihat buku Nasbahry Couto. 2009.
Ringkasan Perkembangan Desain Grafis, Padang: Unp Press.
11) 11) Pekerjaan desain
grafis ini, dapat ditelusuri kembali dari
asal mulanya, yaitu sejak munculnya naskah kuno
dari Negeri Cina, Mesir, dan Yunani ribuan tahun
lalu. Salah satu bentuk kegiatan
desain grafis yang pertama adalah membuat buku melalui
tulisan tangan, kemudian muncul kegiatan reproduksi buku,
baik melalui tulisan tangan dan cetakan
sederhana
12) Lih. Béltran, Félix. 2000
13) Lihat datanya di internet.
Artikel ini terdiri dari 4 halaman, klik hal berurutan
Beli bukunya dmn pak? Karena saya memerlukan untuk bahan skripsi
BalasHapus