Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Sabtu, 07 September 2013

3Perkembangan Terakhir dari Seni: Stuckism Versus Posmodern Dan Anti-Art- Kembali Ke Modernisme (Re-Modernisme)

Hal 3
Remodernisme
Paham ini dibuat sebagai suatu bentuk protes terhadap kegagalan seni  konseptual   dan  posmodern  dalam membangun jembatan kepada publik. Pada perkembangannya Seni postmo jauh lebih bersifat ekslusif, elit dan jauh dari tataran sosial diluarnya. Seni postmo tidak menjanjikan apapun pada pemahaman berkesenian, karena hanya sekedar sebuah interupsi dari seni modern sehingga kondisinya sekarang dianggap sudah mapan dan tidak berkembang, yang  dilakukan oleh para penganut seni postmo tidak lebih dari sebuah repetisi yang membosankan dan memperlebar jarak dengan tataran sosio kultural masyarakat. Seni postmo hanya tinggal sebuah konvensi karena kegagalannya memberikan nilai-nilai dalam kehidupan manusia.
Remodernisme menerapkan ulang modernisme, memperbaiki visi dasarnya, disisi lain meninggalkan azas formalisme-nya. Remodernisme juga meliputi perbaikan akan nilai-nilai dalam sebuah karya seni, bahwa nilai – nilai kebentukan menjadi sangat penting menyangkut peranannya sebagai medium dan  kegunaannya sebagai bahasa komunikasi, ekspresi dari emosi dan pengalaman. Remodernisme juga meliputi perbaikan nilai-nilai spritual seni yang meliputi kajian kemanusiaan dan itegritas antara nilai-nilai holistik dengan seni.

Peran  Stuckists dalam  Seni Kontemporer
Dalam bukunya, ” The stuckists : The First remodernist  art group” dinyatakan bahwa stuckists menerapkan prinsip modernisme, dan menggunakannya untuk berkesenian dengan mempertimbangkan nilai spiritual dan hubungannya dalam realitas sehari-hari. Semua anggota yang bergabung dalam stuckisme mempunyai komitmen secara alami dengan hal ini.
Pada prinsipnya, peran stuckists dalam seni kontemporer adalah usaha untuk menghidupkan kembali semangat itegritas personal sebagai dasar berkesenian. Menolak kompromi dengan trend dan pemakaian machiavellian middlemen (perantara/pialang) seni.
Stuckists menolak karya seni yang dihadirkan tanpa sebuah proses yang melibatkan seniman seperti halnya seni  konseptual   dan seni   posmodern.Stuckisme membawa sebuah nuansa baru dalam berkesenian untuk mengganti wacana seni  konseptual   dan seni  posmodern  yang dianggap telah mencapai titik mapan (establish).
Pemikiran  stuckists   lebih banyak diikuti oleh seniman muda dan siswa seni, jauh berbeda dengan seni postmo yang bekerja pada wilayah seni yang ekslusif dan umumnya didominasi oleh seniman mapan. Hal ini   adalah  sebuah tanda  bahwa stuckisme dibuat untuk masa depan seni kontemporer.

Kegiatan
Setelah berdiri tahun 1999, perupa Ella Guru dari kelompok pendiri  stuckists  membuat website  stuckists.Kelompok ini dimuat pertama kalinya di media dalam artikel ” Evening Standart”. Proses berdirinya  stuckists  ini ditandai dengan pameran pertama mereka berjudul “Stuck! Stuck Stuck!” di Joe Crompton’s Gallery 108 di Shoredicth. Pada tahun yang sama mereka berpameran “Resignation of Nicholas Serrota”. Tahun 2000 mereka menyedot perhatian publik dengan melakukan demonstrasi di depan Tate Gallery untuk memprotes Turner Prize serta diiringi dengan pameran “The Real Turner Prize” pada waktu yang bersamaan dengan Turner Prize versi Tate Gallery. Kegiatan ini terus dilakukan selama tahun 2000- 2006 dan  di dalam  demo ini mereka datang dengan berpakaian badut.

Pada Tahun 2002 sampai 2005 Charles Thompson mengelola pusat stuckists Internasional dan galerinya di Shoreditch London. Pada tahun 2003 galeri ini berpameran dengan judul ” A dead shark isn’t art“, dalam pameran ini dipamerkan ikan hiu yang dulunya pernah dipamerkan pertama kali oleh Eddy Saunders di tokonya di Shoreditch, JD Electrical Supplier tahun 1989 (2 tahun sebelum Damien Hirst dari Young British Artists memamerkan ikan hiunya). Dalam pameran ini dijelaskan bahwa Damien Hirst pernah datang dan melihat hiu tersebut dan menjiplaknya dengan demikian Saunderslah seniman penemunya.

Tahun 2002 mereka berdemo dengan membawa peti mayat bertulis ” The Dead of Conceptual Art” ke White Cube Gallery. Tahun 2003 mereka melaporkan Charles Saatchi ke komisi etik perdagangan, mengadukan monopoli Saatchi terhadap seni. Di tahun ini pula kelompok fotografi stuckisme didirikan oleh Lary Dunstan dan Andy Bullock. Diluar Britania Raya, diselenggarakan demo ” The Clown Trial of President Bush” dalam rangka protes terhadap perang Irak.

Tahun 2006 mereka membuat pameran “Go West” di galeri komersil West End Spectrum London. Pameran ini sebagai tanda masuknya stuckisme sebagai pemain utama dalam dunia seni. Pada tahun yang sama,  pameran pertama mereka di galeri nasional dengan judul “The Stuckist Punk Victorian” digelar. Pemeran ini diselenggarakan di Walker  Art Gallery dan Lady Lever  Art Gallery yang tergabung dalam rangkaian Liverpool Biennial. Pameran ini menampilkan 250 lukisan dari 37 seniman dari Inggris dan seniman internasional dari jerman, Amerika Serikat, dan Australia. Pameran ini juga dibarengi dengan peluncuran buku ” The Stuckists Punk Victorian“. Pada saat yang sama digelar pula simposium internasional di Universitas John Moores Liverpool. Aktivitas ini juga diikuti oleh pameran pendampingnya di 68 Hope Gallery milik Universitas John Moores.

Pengembangan Internasional
Stuckists berkembang menjadi gerakan internasional dan ditahun 2006 telah bergabung 138 kelompok dari 34 negara. Selanjutnya di tahun 2007 telah tergabung sebanyak 163 kelompok dari 40 negara.

Para  stuckist   di seluruh dunia bergabung atas dasar kesamaan visi, dan kesadaran yang sama akan nilai-nilai  modernisme dan bahaya seni  konseptual. Sampai tahun 2007 telah berdiri 4 Pusat Stuckists Internasional (International Stuckists Centre) sebagai tempat bagi para  stuckist   untuk saling berinteraksi dan bertukar pikiran. Gerakan ini bekerja secara swadaya, tanpa sponsor, galeri,  dan lain-lain , sehingga kemurnian pemikiran mereka tetap terjaga. Stuckisme  adalah  gerakan yang bebas dan anggota yang bergabung masuk secara sukarela.

Setelah simposium pertamanya, stuckists international terus bertambah jumlahnya hingga sekarang. Hal ini beriringan pula dengan munculnya kembali pertanyaan akan arti seni dan seniman serta perenungan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, personalitas, dan keterampilan  di dalam  seni.

Pameran-pameran stuckists Internasional meliputi, Perancis, United Kingdom (Inggris/Britania Raya), Amerika Serikat, Australia,Yunani, Jerman dan Belgia. Pameran mulai di gelar sejak tahun 2000 hingga sekarang.
Indonesia

Pada dasarnya stuckisme belum disadari secara nyata keberadaannya disini, tetapi gejala-gejala kegelisahan yang terjadi di kalangan pelaku seninya hampir sama, tetapi dalam bentuk dan nama yang berbeda. Seni rupa kontemporer Indonesia belum begitu diracuni oleh wacana seni  konseptual   dan postmo, tetapi lebih banyak dirusak oleh trend pasar dan  praktik  kuratorial yang tidak sehat.[1] Disisi  lain, pemikiran akan pentingnya sebuah identitas personal dan pentingnya proses berkesenian tetap terjaga dikalangan seniman dan para siswa seni. Kondisi ini berbeda dengan seni kontemporer di Inggris yang sangat didominasi oleh seni  posmodern .
Seni rupa kontemporer Indonesia mempunyai masalah yang lebih kompleks dan spesifik dibanding Inggris atau Eropa. Jika seni Inggris dikuasai oleh wacana estetika dan pasar seni oleh seni  konseptual   Young British Artist, sedangkan seni Indonesia dirusak oleh institusi eksebitifnya (praktik  kuratorial, galeri, machiavellian-Middlemen/pialang,  dan lain-lain). Selain itu infrastruktur seni yang ada di Indonesia belum selengkap yang ada di Eropa.




[1] Lihat tulisan Jim Supangkat tentang pengaruh pasar terhadap seni di Indonesia,dan kurangnya infrastruktur seni pada bagian akhir bab ini.

[1] David Graver. The aesthetics of disturbance: anti-art in avant-garde drama. University of Michigan Press, 1995, p. 7.
[2] "Glossary: Anti-art", Tate. Retrieved 23 January 2010.
[3] Paul N. Humble. “Anti-Art and the Concept of Art”. In:  "A companion to art theory". Editors:  Paul Smith and Carolyn Wilde, Wiley-Blackwell, 2002, p. 250.
[4] Martin Puchner. “Poetry of the revolution: Marx, manifestos, and the avant-gardes”. Princeton University Press, 2006, p. 226.
[5] Kathryn Atwood. "The Triumph of Anti-Art: Conceptual and Performance Art in the Formation of Post-Modernism". Afterimage, Sep 1, 2006.
[6] Peter Bürger “Theory of the Avant-Garde”. Trans. Michael Shaw. Minneapolis: Minnesota. 1984, p. 51
[7] Sadie Plant. “The most radical gesture: the Situationist International in a  posmodern age”. Taylor & Francis, 1992, p. 40.
[8] Interview of Roger Taylor by Stewart Home. "Art Is Like Cancer". Mute Magazine. 2004.
[9] Paul N. Humble. “Anti-Art and the Concept of Art”. In:  "A companion to art theory". Editors:  Paul Smith and Carolyn Wilde, Wiley-Blackwell, 2002. Page 244
[10] " Ernst Van Alphen, seorang sarjana Clark dari Belanda, menyarankan bahwa Modernisme itu sendiri bisa dikategorikan sebagai anti-seni, bahwa sejak awal gerakan Dada dan Futurisme, seni  sering dipandang sebagai transformasi dan produktif, merusak dan memisahkan diri dari lembaga." Source: http://www.berkshirefinearts.com/?page=article&article_id=128&catID=3
[11]   Ini adalah salah satu definisi anti-art:. "Sebuah istilah longgar digunakan yang telah diterapkan pada karya atau sikap yang menghilangkan prasangka terhadap konsep seni tradisional Istilah ini disebut diciptakan oleh Marcel Duchamp di sekitar tahun 1914, dan dia memberi contoh dengan benda siap pakainya sebagai contoh awal dari anti art. Dada adalah gerakan anti-seni pertama, dan kemudian diikuti oleh -kalangan avant-garde lainnya."Source: http://www.encyclopedia.com/doc/1O5-antiart.html
[12] .T.W. Adorno. "Aesthetic Theory". 1970, p. 43.
[13] Ferguson, Euan. "In bed with Tracey, Sarah ... and Ron", The Observer, 20 April 2003. Retrieved on 2 May 2009.
[14] Lihat http://www.showmeperth.com.au/event/dr-sketchy%E2%80%99s-anti-art-school-april
[15] Lihat http://schmiede.ca/content/photos/details/289/
[16] Sebelumnya yang dianggap seni moderen hanya yang ada di pusat-pusat seni seperti New Yotk dan Paris.
[17] Dalam sebuah buku sejarah seni rupa kontemporer Eropa, istilah Stuckisme atau gerakan stuckism banyak dijadikan rujukan gerakan kesenian kala itu. Adalah Billy Childish dan Charles Tompson yang memulai gerakan itu. Gerakan seni ini muncul sebagai reaksi dari dominasi wacana estetika dan pasar seni dari eksponen-eksponen Young British Artists (YBA).

Lihat lagi 

hal 1


hal 2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda, jika ingin menggunakan emotion, silahkan klik emotionnya, dan kopy paste kodenya dalam kotak komentar

Sering dilihat, yang lain mungkin juga penting