Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Sabtu, 18 September 2010

Pariwisata Sumatera Barat (Tourism in West Sumatra)

Drs. Nasbahry Couto, Msn. (2013)

Sumber Asli buku Karangan Drs. Bakaruddin, M.Pd
Cuplikan  buku Terbitan UNP Press  (2008), ISBN:9 78-979-8587-443
Direvisi kembali (Editoring) dengan data terbaru

Situs terkait: Situs Kementerian Parawisata dan Industri Kreatif Indonesia

Pembangunan Kepariwisataan Daerah


Secara faktual pembangunan kepariwisataan nasional dapat dikatakan sentralistik, kondisi tersebut masih dirasakan sampai saat ini. Akumulasi perencanaan yang sentralistik tersebut memberikan gangguan terhadap kemandirian dalam perencanaan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh daerah saat ini.


Perubahan struktur otoritas negara dalam pengelolaan kepariwisataan serta adanya otonomi daerah mengharuskan untuk melakukan reorientasi, rekonfigurasi, peraturan, dan organisasi pengelolaan. Juga dalam hal perubahan perilaku birokrasi, peraturan, organisasi pengelolaan secara lebih nalar, taransparansi dan keberanian untuk merubahnya.

Rekonfigurasi sumberdaya pariwisata menuntut perubahan terhadap perilaku pengelolaan termasuk perubahan perilaku birokrasi, peraturan, dan organisasi pengelolaan. Penyelenggaraan pariwisata harus mampu memberikan manfaat secara merata bagi semua lapisan masyarakat diseluruh tanah air (equality), ikut berpartisipasi serta bersaing bebas sesuai dengan strata kemampuan yang dimilikinya. Basis awal sumberdaya pariwisata merupakan ketersediaan barang publik (open acess), sehingga pemanfaatan terhadap sumberdaya ini harus lebih insklusif. Tindakan kolektif untuk kepentingan pemberdayaan sumberdaya pariwisata melalui koordinasi antar instansi/dinas atau antar departemen dan swasta berderajat tinggi harus berjalan secara tepat, efisien dan sinergis.

Dalam menghadapi berbagai masalah kepariwisataan diperlukan visi dan misi yang tepat dan terarah. Moelyono (1999) menyatakan pariwisata sebagai industri yang berorientasi pada pertumbuhan secara struktural, regional maupun antara generasi harus mewujudkan azas kemandirian, pemberdayaan dan berpartisipasi masyarakat dan sekaligus merupakan wacana untuk memperkokoh jati diri dan budaya bangsa.

Perencanaan produk secara integratif diupayakan guna menyelaraskan kemampuan stakeholders kepariwisataan daerah dalam rangka perencanaan yang memiliki visi dan orientasi kepada tuntutan permintaan dengan mempertimbangkan kecendrungan  lingkungan pemasaran (environmental scaning analysis).

Peran dan posisi para pelaku stakeholders perlu diatur secara jelas. Untuk itu, masih diperlukan peran pemerintah daerah untuk mengatur mekanisme kepariwisataan melalui penetapan kebijakan dan arah strategi yang tepat. Peran pemerintah daerah yang tepat terutama dalam pelaksanaan program otonomi daerah dapat menghindari market failure terhadap pemasaran produk kepariwisataan.

Pembangunan kepariwisataan daerah yang masih berbasis pada pembangunan yang berorientasi kepada keutuhan nasional yang pada hakekatnya sudah harus ditinggalkan. Karena pembangunan pariwisata yang berinduk serta kental pada kebutuhan nasional cendrung bersifat homogen, sehingga tidak dapat merangsang dan menciptakan kreatifitas yang berbasis lokal.

Desentralisasi yang memberikan kebebasan kepada daerah untuk melakukan perencanaan kepariwisataan (sebut otonomi daerah) akan dapat menciptakan kemampuan lokal dan tampil produk-produk yang bercirikan daerah (customize product). Dengan demikian local accountability kepariwisataan daerah dapat ditumbuhkan dan berjalan secara alamiah. Hal ini dapat direspon positif dalam melaksanakan program otonomi daerah Indonesia dimana masyarakat harus berlaku proaktif terhadap langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dengan menyadari keuntungan yang dapat diterimanya dan dapat mengoptimalisasi kesempatan.

Kurangnya kemampuan daerah untuk menciptakan komunikasi perwilayah regional apalagi internasional memperburuk kemampuan daerah yang disebut destinasi wisata dalam mendongkrak pertumbuhan kunjungan wisman. Berbagai keterbatasan dalam pembangunan dan perencanaan produk wisata terjadi karena komunikasi antar swasta secara sinergis belum terwujud. Kemandirian swasta seyogyanya terwujud tanpa terpengaruh oleh kebutuhan yang bersifat unity. Disamping itu, sinergi pembangunan kepariwisataan daerah umumnya terganggu oleh peraturan-peraturan yang belum transparan dan tidak kompetitif. Kondisi ini mengurangi minat swasta untuk mengembangkan dan merencanakan produk wisata-wisata daerah.

Visi dan Sasaran Pembangunan Pariwisata Sumatera Barat.
Umumnya visi dan sasaran bidang kepariwisataan  pada setiap daerah berbeda-beda. Namun tetap  merujuk pada visi dan sasaran pembangunan pariwisata nasional. Dalam hal uraian tentang  visi dan sasaran pariwisata  Sumatera Barat maka penulis mengutip tulisan  Lubuk Nazif (1996 : 5-6)  yang dipaparkan sebagai berikut ini.

1. Visi pembangunan kepariwisataan Sumatera Barat
  • Peningkatan perolehan devisa dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta pendapatan.
  • Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia pariwisata daerah, mencakup pelaku kepariwisataan daerah di sektor publik, swasta dan masyarakat.
  • Meningkatkan partisipasi dan kontribusi masyarakat dan pelaku ekonomi menengah ke bawah yang berbasis komunitas dalam upaya menciptakan kesemparan berusaha dan bekerja seluas-luasnya (trickle down effect) serta kualitas pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas desa tertinggal.
  • Pembangunan kepariwisataan daerah dilaksanakan dengan tetap berpegang teguh pada agama dan adat masyarakat Sumatera Barat.
  • Peningkatan partisipasi dan dukungan kelembagaan (organisasi) dinas teknis terkait secara sunguh-sungguh dan proposional untuk menciptakan pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan (sustainabel development).
  • Penciptaan standarisasi produk dan pelayanan wisata.
  • Pemberdayaan kemampuan kepariwisataan daerah TK II untuk menciptakan sinergis pembangunan periwisataan daerah yang berkaitan erat dengan perluasan otonomi daerah yang berbasis di Tingkat II.
2. Tujuan Pembangunan Pariwisata Daerah
  • Pengembangan pariwisata daerah bertujuan untuk mewujudkan propinsi Sumatera Barat sebagai daerah tujuan wisata yang kompetitif/memiliki daya saing. Serta upaya pembangunan yang dilakukan dapat memperbesar pendapat asli daerah (PAD), pendapat masyarakat, serta devisa nasional.
  • Pemerataan dan perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, serta membuka peluang berkembangan sektor pembangunan lain yang terkait baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
  • Memperkenalkan kekayaan alam dan budaya, baik kepada wisatawan mancanegara, wisatawan nusantara maupun penduduk lokal.
  • Penciptaan iklim yang kondusif untuk berusaha disektor pariwisata seperti kemudahan mendapatkan pinjaman, kemudahan perijinan dan lain-lain
3. Sasaran Pengembangan Pariwisata Daerah
  • Terciptanya produk wisata (obyek wisata, sarana dan prasarana) bernuansa lokal, Minangkabau, yang cukup kompetitif dan berdaya saing tinggi ditengah persaingan pasar global yang semakin taransparan
  • Terwujudnya masyarakat Sumatera Barat yang sadar wisata senantiasa menjunjung tinggi dan memelihara nilai-nilai luhur agama dan adat istiadatnya serta memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi
  • Terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan industri/usaha kepariwisataan yang memungkinkan terbukanya lapangan usaha dan lapangan kerja serta pemerataan kesempatan
Secara kuantitatif, pengembangan pariwisata daerah yang ingin dicapai dalam waktu 5 (lima) tahun pertama RIPP ini adalah sebagai berikut ini.
  1. Pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara rata-rata 15 % per tahun (sasaran tinggi) dan 11 % per tahun (sasaran rendah).
  2. Pertumbuhan kunjungan wisatawan nusantara rata-rata 9 % per tahun (sasaran tinggi dan 7 % per tahun (sasaran rendah).
  3. Pengeluaran wisatawan mancanegara sebesar US$ 75-125 per hari
  4. Pengeluaran wisatawan nusantara sebesar Rp. 175.000 (sasaran tinggi) dan Rp. 100.000 (sasaran rendah) perhari.
  5. Lama tinggal wisatawan mancanegara sasaran tinggi 7 hari dan sasaran rendah 5 hari.
  6. Lama tinggal wisatawan nusantara sasaran tinggi 4 hari dan sasaran rendah 2 hari.
Gambaran Geografis Sumatera Barat   

Geografis Sumatera Barat (Book)
Geografi  Sumatera Barat (Blogger)

Kondisi geografis Sumatera Barat secara topografis adalah bertanah  landai, datar hingga tinggi mulai dari 0 sampai lebih 100 meter di atas permukaan laut. Bagian barat berhadapan dengan Pantai Samudra Hindia dengan Teluk Bayur sebagai pelabuhan landai dan mempunyai dayatarik tersendiri. Arah ke Timur adalah tanah lautan dengan lereng bergelombang antara 0-40% dan dijadikan daerah kawasan lindung pada kelerangan lebih 40%.

Dengan kondisi geografis yang bervariasi tersebut mengisyaratkan perlunya secara dini menata ruang dan lingkungan daerah ini dalam menyongsong peningkatan jumlah wisatawan yang akan berkunjung, khususnya selama pelita VI dan umumnya dalam kurun waktu PJP II. Penataan ruang harus sesuai dengan UU No. 24 Tahun 1992 tentang penataan ruang dan UU No 4 tahun 1982 tentang lingkungan hidup berikut semua peraturan pelaksanaanya, adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian. Jika hal ini berhasil, maka berbagai kebutuhan tanah untuk mengembangkan  kegiatan kepariwisataan tidak akan berbenturan dengan kebutuhan tanah untuk perumahan, industri dan prasarana yang merupakan bagian dari pembangunan daerah.Langkah awal yang dilakukan ialah perencanaan pembangunan kawasan pariwisata, adalah berikut ini.
  1. Pusat kegiatan wisata dimana  para wisatawan akan berkunjung.
  2. Penetapan zona-zona perdagangan, pemukiman, pendidikan, pemerintahan, perkantoran dan sebagainya.
Semua itu mensyaratkan dilakukan penyusunan rencana tata ruang, dimana menurut UU No. 24 Tahun 192 harus berazaskan berikut ini.
  1. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.
  2. Terselenggarakan pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya
  3. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk antara lain: kesejahteraan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan (Suryawikarta Bey, 1996:2-3)
Untuk kepariwisataan sumbar, distribusi pengunjung itu terikat pada beberapa objek wisata yaitu alam, budaya, sejarah ataupun tempat rekreasi hiburan umum.
Pasar utama mancanegara Sumatera Barat menunjukan prospek pertumbuhan yang tinggi dan stabil misalnya pengunjung Singapura dan Malaysia, yang merupakan pasar Intra-Regional yang akan dijadikan sebagai sasaran kepariwisataan Sumatera Barat. Hal ini dengan adanya kedekatan jarak dan kemudahan aksesibilitas darat, laut dan udara membuat kedua negara tersebut merupakan tumpuan wisatawan potensial Sumatera Barat, Singapura dapat dijadikan sebagai pusat distribusi bagi wisatawan Eropa (Inggris, Belanda, Italia, Prancis, dan Jerman) yang merupakan pasar aktual Sumatera Barat saat ini dan masa datang perlu dipertahankan dan tingkatkan perkembangannya. 

Revised:
Setelah mengalami berbagai musibah seperti gempa dan sebagainya, Parawisata Sumbar memperlihatkan konsistensi dengan kehadiran wisatawan, sebagai berita di bawah ini.
Padang, (ANTARA) – Jumlah wisata terbesar yang mengunjungi objek-objek wisata di Provinsi Sumbar datang dari Australia dan Malaysia. “Ini diketahui dari hasil survey tim kami selama periode April sampai Agustus 2010,Jumlah kunjungan wisatawan Australia dan Malaysia adalah sama-sama 60 orang dari 300 orang kunjungan ke Sumbar dan persentasenya sama-sama 20 persen.Menurut James, dari data yang dihimpun tim survey, tidak menunjukkan asal wisatawan sebagai pasar utama Sumbar.Ia menjelaskan kunjungan yang didominasi Australia dan Malaysia tersebut hanya penyebaran dan asal negara wisatawan saja karena survei yang dilakukan secara acak ini belum dapat menggambarkan urutan pasar wisata Sumbar. James juga menambahkan, Selain Australia dan Malaysia kunjungan terbesar lainya adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Singapura.'Kalau dilihat persentasenya Amerika Serikat 13,67 persen, Inggris 7 persen, Perancis  6,67 persen dan Singapure 5,65 persen,' ujarnya.James mengaharapkan, untuk tahun 2010 ini kunjungan wisatawan ke Sumbar tetap meningkat walaupun kondisi sekarang pascagempa dan banyak musibah yang melanda, salah satunya kebakaran Istano Basa dan Istano Si Linduang Bulan. (antara-sumbar.com)
Sebelumnya adalah sebagai berikut.
INILAH.COM, Padang - Kegiatan dunia pariwisata memberikan kontribusi cukup besar terdapat ekonomi Sumatera Barat (Sumbar) karena uang beredar dari sektor ini mencapai Rp 7,3 triliun setahun.
Dari total dana itu, sekitar Rp 7,03 triliun dibelanjakan wisatawan domestik dan Rp 286,75 miliar belanja wisatawan mancanegara, kata Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi di Padang, Sabtu (3/1).
Ia menyebutkan jumlah uang beredar itu berdasarkan arus kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara di Sumbar selama 2007 yang mencapai 4.937.191 orang. Kunjungan 2007 terdiri dari 4.843.822 wisatawan domestik dan 93.369 orang wisatawan mancanegara.
Menurut dia, untuk 2008 jumlah uang beredar dari sektor pariwisata akan bertambah besar mengiringi peningkatan jumlah arus wisatawan ke daerah ini.
Pada 2008, arus kunjungan wisatawan ke Sumbar mencapai 6,6 juta orang, naik tajam dari 2007 yang tercatat 4.937.191 juta orang.
Jumlah uang beredar dari sektor pariwisata di Sumbar berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, yaitu pada 2005 tercatat mencapai Rp 5,08 triliun, lalu turun menjadi Rp Rp 3,95 triliun dan pada 2007 melonjak tajam mencapai Rp 7,3 triliun. [tra]
Data terbaru mengenai wisatawan ke Sumbar
(revised)

Pergerakan arus kunjungan wisata ke Sumatera Barat dari tahun ke tahun mengalami kenaikan baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Ini dapat dilihat dari Tahun 2005 – 2009 angka  dibawah ini sebagai berikut.

1. Tahun 2005
Wisatawan Nusantara = 4.272.382 orang
Wisatawan Mancanegara= 84.646 orang
2. Tahun 2006
Wisatawan Nusantara = 4.526.937 orang
Wisatawan Mancanegara = 88.923 orang
3. Tahun 2007
Wisatawan Nusantara = 4.843.822
Wisatawan Mancanegara = 93.369 orang
4.  Tahun 2008
Wisatawan Nusantara = 6.729.514
Wisatawan Mancanegara = 131.123 orang
5.  Tahun 2009
Wisatawan Nusantara = 7.065.990 orang
Wisatawan Mancanegara = 151.054 orang
Sumber: http://www.sumbarprov.go.id/detail.php?id=478
6. Tahun 2010
Wisatawan Nusantara =   orang
Wisatawan Mancanegara =  1.714  orang
7. Tahun 2011
Wisatawan Nusantara =   orang
Wisatawan Mancanegara =   orang
8. Tahun 2012
Wisatawan Nusantara =   orang
Wisatawan Mancanegara = 33.594 orang (sumber http://www.traveltextonline.com)
9.Tahun 2013
Wisatawan Nusantara =   orang
Wisatawan Mancanegara = 36.953   orang (sumber:http://www.republika.co.id)
10.Tahun 2014

Deskripsi Objek-Objek Wisata Sumatera Barat
Pada bagian ini khusus menyebut dan macam-macam objek wisata di Sumatera Barat di Tingkat Kota atau Kabupaten beserta deskripsi singkat tentang masing-masing objek wisata tersebut (Ernes, 2004;21-27).

a.   Pantai Air Manis
Tempat ini merupakan perkampungan nelayan dengan pemandangan pantai yang indah, di sini dapat dilakukan kegiatan-kegiatan: hiking, kemping, memancing, dan berenang. Di samping itu terdapat tumpukan karang, yang mana batu ini dipercayai sebagai kejadian dari Malin Kundang anak yang durhaka yang karam bersama kapalnya karena disumpah oleh ibunya sendiri (Malin Kundang Anak Durhaka) yang berlokasi 4 km dari Kota Padang.

Pantai Padang

Pantai Air Manis  dengan  latar Pulau Pisang dan Kapal Malin Kundang

Taman Siti Nurbaya
Lokasinya dilereng Gunung Padang lebih kurang 1 km dari pusat Kota Padang dan dengan ketinggian 400 m. Dari tempat ini dapat disaksikan keindahan Kota Padang. Taman ini dinamakan Taman Siti Nurbaya, karena di tempat ini terdapat setumpukan batu yang dianggap sebagai kuburan Siti Nurbaya dengan kekasihnya Syamsul Bahri.


Kuburan dan Taman Siti Nurbaya


b.    Pantai Padang
Pantai berlokasi 800 m dari pusat kota Padang. Ramai dikunjungi orang pada sore hari, dengan melihat pemandangan yang indah saat matahari terbenam sambil menikmati bermacam makanan khas daerah Sumatera Barat.


Pantai Padang


c.   Tugu Pemuda Sumatera Barat
Tugu ini terdapat dalam komplek museum Adityawarman merupakan tugu mini dengan tinggi 2 m menjunjung bola dunia yang garis tengah 25 cm. tugu ini dibangun sebagai peringatan terhadap rapat besar pertama Pemuda Sumatera (Young Sumatera) di Padang Juli 1910.

d.    Museum Adityawarman, lokasi 600 m dari pusat kota Padang.
Tempat ini berupa koleksi budaya daerah  Sumatera Barat, seni ukir, seni pahat, pakaian adat Minangkabau dan peninggalan sejarah masa lampau.




e.    Bungus

Suatu Taman Rekreasi Pantai yang indah terletak di Teluk Bungus sekitar 21 km dari Kota Padang, dilengkapi dengan speed boat, perahu-perahu layar, pertunjukan kesenian. Disekitar tempat ini dapat melakukan kegiatan memancing, berenang, camping dan pentas hiburan serta dekat dengan pulau-pulau kecil lainnya. Salah satu diantaranya Sungai Pisang Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Memiliki sumber daya alam yang menarik, sehingga berpotensi untuk menjadi objek wisata. Akan tetapi disayangkan akses jalan ke daerah ini tergolong rumit sehingga kurang diminati masyarakat dan pengunjung lainnya. Hal ini melihat jembatan dan kenampakan alam yang indah dan mempesonakan seperti gambar berikut:


Kondisi sumber daya alam Sungai Pisang Bungus Padang


f.    Pasir Jambak
Terletak 15 km dari Kota Padang, dengan pantai dan pasir putih, pemandangan indah, baik sekali untuk mandi dan berenang serta mengadakan camping.



g.    Taman Hutan Raya Bung Hatta
Berada pada ketinggian 400-1.300 meter di atas permukaan laut, Taman Hutan Raya Bung Hatta memiliki beragam jenis tanaman, seperti Raflesia Gaduansi, Balangphora sp, Amorphopalus (bunga bangkai), anggrek alam dan binatang yang dilindungi, seperti siamang, kambing hutan, tapir, beruang, harimau Sumatra, burung kuau, dan lainnya. 

Taman rekreasi ini berjarak 23 km dari pusat Kota Padang dengan ketinggian 1000 M yang merupakan hutan lindung di daerah pegunungan bukit barisan. Disini telah dibangun gedung-gedung dengan atap bergonjong sebagai tempat pengelolaan Taman Hutan Raya Bung Hatta/Hutan Lindung Bung Hatta dan restoran. Dilengkapi dengan taman dan tempat camping. Dari taman ini dapat melihat pemandangan yang indah dengan udaranya yang sejuk yang melintasi jalan Padang Solok.



Kawasan Objek Wisata Hutan Taman Raya Bung Hatta Padang

Sitinjau Laut

Salah satu tempat pemberhentian dipegunungan Bukit Barisan di pinggir jalan antara Padang dengan Solok pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut. Dari sini dapat melihat Kota Padang dan Sumatera Indonesia serta beberapa pulau kecil dengan udara pegunungan yang sejuk.

133567082067934777913356722311628104748

jalan tembus Indarung-Bungus, Padang, sepanjang 13,6 km dengan lebar 36 meter, dalam apa yang disebut proyek Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).sekarang bakal jalan TMMD tersebut menjadi tujuan wisata warga tepian Kota Padang meliputi Indarung, Bandar Buat, Lubek dan Limau Manis. Terutama hari libur seperti hari Sabtu dan Minggu, ramai sekali pengunjung datang ke mendaki menyelusuri bakal jalan sampai ke puncak Bukit Tarantang. Mirip pasar.Dari puncak Bukit Tarantang yang dialui Proyek TMMD ini, pemandangannya memang spektakuler. Kota Padang seperti terhampar nun di bawah sana, mirip kuali raksasa.

h.    Lubuk Minturun
Berlokasi 14 km dari pusat kota terkenal sebagai daerah pemandian alam di Sungai Lubuk Minturun mempunyai daya tarik tersendiri dengan batu-batu besar dan keindahan yang masih alami, sangat ramai sekali dikunjungi oleh para remaja terutama sehari sekali dikunjungi oleh para remaja terutama sehari sebelum bulan suci ramadhan dan waktu-waktu hari libur lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat memperhatikan pada sumber beruikut:

img

Lokasi Pemandian Lubuk Minturun dan Swiming pool moderen milik Syahrial Bachtiar

i.    Air Terjun Dua Tingkat
Lokasinya 23 km dari pusat kota. Tempat ini merupakan pemandian alam (jeram) dengan panorama cukup indah dan sejuk karena banyak pohon-pohon yang rindang.

j.    Pulau-Pulau Lepas Pantai Padang

Sebagai kota  yang terletak di pantai, Kota Padang memiliki beberapa pulau-pulau lepas pantai yang pada umumnya masih lestari dengan keindahan alam yang menakjubkan. Umumnya bagian Selatan Kota Padang antara lain: Pulau Siranda, Pulau Sikuai, Pulau Bintungar, Pulau Pasumpahan dan lain-lain. Untuk pergi ke sana tersedia perahu-perahu atau kapal-kapal sewaan di Pantai Bungus dan Muaro Padang.

Salah satu diantaranya adalah Pulau Sikuai. Tentang kondisi ini penulis kutip tulisan tulisan Andika (2008 Hal: 19). Menjelaskan bahwa Pulau Sikuai merupakan satu dari 19 pulau di Sumatera Barat dengan luas 43 ha2. penuh dengan sejuta keindahan dengan udara sejuk dan semilir, tenang, damai dan jauh dari kebisingan kota serta suatu tempat yang sangat cocok untuk liburan individu atau bersama keluarga. Keasrian alam dan keindahannya, riak air laut yang dikitari oleh seputih pasir, deretan  pohon  kelapa yang tertata rapi, suasana yang menyejukkan, memiliki bukit dengan katinggian 400 meter dilengkapi dengan 60 anak tangga serta dilengkapi dengan fasilitas sarana lainnya.





Hotel sebagai sarana objek wisata Pulau Sikuai

Dikenal sebagai kota wisata, pusat kota berada dipuncak, dapat melihat dan menikmati pemandangan alam yang indah dan mengagumkan. Dikota ini banyak pula terdapat peninggalan sejarah dan budaya antara lain. Untuk lengkap lihat disini.

Museum yang dibangun tahun 1935, terletak dalam komplek kebun binatang “Taman Putri Bungsu” di dalamnya terdapat berbagai karya seni budaya peninggalan sejarah lainnya dari nenek moyang kita.



b.    Jam Gadang
Jam yang menjadi lambang Kota Bukittinggi ini dibangun tahun 1827 oleh Contraleur Rookmaker. Dari puncak menara dapat menikmati pemandangan alam seperti; Gunung Merapi, Singgalang dan Ngarai Sianok serta jam digunakan penuntun bagi masyarakat untuk mengetahui waktu.


Jam Gadang

Gedung Triarga/ Istana Bung Hatta  (dekat jam gadang)
Gedung bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan RI. Mantan Wakil Presiden Mhd. Hatta bersama beberapa Mentri Negara mengatur pemerintahan di Pulau Sumatera, yang dikoordinir dalam Ko-Misariat Negara untuk Sumatera.

Catatan: Gedung ini adalah gedung baru yang dirancang oleh arsitek  keturunan Cina Ir. Tem Pie

Benteng For de Cock
Benteng yang dibangun dipuncak bukit oleh Kapten Bauer tahun 1825 untuk mengetahui perlawanan rakyat Minangkabau di bawah pimpinan Tuanku Imam Binjol dan Harimau Nan Sambilan. Parit-parit pertahanan dan meriam-meriam kuno masih dapat dilihat di benteng tersebut. Dari benteng ini dihubungkan oleh “ Jembatan Limpapeh”  dengan kebun binatang di kota bukittinggi yang selalu ramai  setiap hari minggu dan hari libur lainnya. Jembatan penghubung ini dapat diperhatikan pada gambar berikut:


Benteng yang dibangun dipuncak bukit oleh Kapten Bauer tahun 1825



Jembatan Limpapeh  menuju Benteng For De Cock Bukittinggi

Lobang Japang
Lobang Jepang ini berupa terowongan yang panjangnya 1.400 m, berliku-liku berada di bawah kota Bukittinggi, dipinggir Ngarai Sianok. Dibangun pada tahun 1927 oleh penjajah Jepang dengan maksud sebagai kubu pertahanan dalam menengah dari serangan musuh sebagai kubu pada perang dunia ke II. Dipintu dengan relief yang menggambarkan penyiksaan penjajah Jepang terhadap rakyat yang menggali lobang tersebut. Di dalamya terdapat ruangan-ruangan besar sebagai tempat penyimpanan senjata dan perbekalan perang.

Ngarai Sianok

Ngarai Sianok terletak di Pusat kota Bukittinggi, membujur dari Selatan Nagari Koto Gadang terus ke Utara, Nagari Sianok Enam Suku dan berakhir di Palupuh dengan panjang 15 km, kedalaman 100 meter dan lebar 200 meter. Ngarai Sianok atau Lembah Pendiam ini merupakan suatu lembah yang indah, hijau dan subur, didasarnya mengalir sebuah anak sungai yang berliku-liku menelusuri celah-celah tebing yang berwarna-warni dengan latar belakang gunung Merapi dan Singgalang yang menghijau merupakan alam yang mempesona. Keunikan Ngarai ini mudah dicapai, sebuah Ngarai di pusat kota yang tidak ditemui di kota-kota lainnya di dunia. Keindahan alam Ngarai Sianok yang mempesona itu selalu diabadikan oleh wisatawan dengan mengambil foto-foto serta sebagai imajinasi bagi para pelukis. Perjalanan menjelajah dengan melalui jalan setapak di lembah Ngarai merupakan rekreasi yang menarik, bila perjalanan terus keseberang Ngarai dalam waktu 45 menit anda akan sampai di Nagari Koto Gadang sebagai Nagari asal beberapa orang pemimpin bangsa Indonesia antara lain : H.Agus Salim dan Emil Salim.



Ngarai Sianok Bukittinggi

Lebih lanjut Abna Hidayat dalam tulisnnya pad koran Haluan  Mingu 11 Mei 2008, Menjelaskan bahwa kota Bukittinggi hingga kini tetap menjadi ikon daerah wisata unggulan di sumatera barat. Keberadaan kota bukittinggi semakin jelas  dengan komitmen Pemda setempat untuk menggiatakan semua potensi jiwa meningkatkan  jumlah kunjungan para turis maupun wisatawan domestik dan mancanegara.

Ngarai takuruang (lambah)

Sejak dicanangkannya Visit Indonesia Year Tahun 2008 secara kasat mata terlihat  jumlah wisatawan mancanegara ke kota Bukittinggi terlihat semakin  meningkat, hal ini  dijelaskan oleh Nasrul M. Putra, SH, bahwa peningkatan  sebanyak 26.000. Periode 2007  tercata 266.814 yang terdiri dari  wisatawan mancanegara  30. 428 dan domestik 236.386. sedangkan tahun 2006 berjumlah 240.738 terdiri dari mancanegara 15.523 dan domestik  225.215 terjadinya peningkatan tersebut tidak terlepas  dari berbagai upaya yang diprogramkan Pemko Bukittinggi antara lain dengan menyelenggarakan  “Ivent” dan Atraksi Wisata di Bukittinggi.

Puncak Lawang
Puncak lawang terletak di sebuah bukit dengan ketinggian 1300 m lebih kurang 28 km dari Bukittinggi. Di tempat ini dapat dinikmati pemandangan indah ke arah Danau Maninjau dan kearah hamparan perkebunan teh masyarakat. Dalam perjalanan menuju Puncak Lawang yang berhawa sejuk dan nyaman ini dapat pula disaksikan penggilingan tebu rakyat secara tradisional dengan menggunakan tenaga kerbau serta merendang kacang goreng yang cukup menarik. Di samping itu pada saat tertentu diadakan atraksi terjun layang yang sangat menarik dan mempesonakan kita sebagai mana terlihat pada gambar  di bawah ini.



Terbang layang di danau Maninjau

Danau Maninjau
Danau ini terkenal dengan keindahannya dilengkapi dengan fasilitas bar/restoran dan penginapan serta pentas terapung dengan menggunakan rakit. Sebagai tempat rekreasi, yang dapat dilakuakn kegiatan dengan menggunakan perahu/Speed Boat, bermain ski, memancing dan berenang. Menuju danau ini dari Bukittinggi lebih kurang 26 km, terkenal dengan Kelok 44-nya dengan pemandangan yang mempesona. Keindahan  alam danau maninjau yang dangat mempesona dan banyak menarik wisatawan seperti pada gambar berikut.


Danau Maninjau

Embun Pagi
Terletak di desa Padang Gelanggang, 28 Km dari Bukittinggi dengan Maninjau. Daerah ini mempunyai udara yang sejuk dan nyaman. Dari Embun Pagi kita dapat menyaksikan keindahan Danau Maninjau dengan airnya yang membiru serta dikelilingi oleh pegunungan yang menghijau. Selain itu di daerah ini kita dapat juga memperoleh kerajinan berupa anyaman pandan dalam bentuk topi, tas dan sebagainya.

  
Hotel Nuance di Embun Pagi di puncak danau Maninjau

Berlokasi 17 Km dari Bukittinggi yang terkenal sebuah telaga alam dalam bentuk kolam sangat besar. Ceritanya banyak ikan-ikan besar tetapi tidak boleh diambil oleh siapapun, karena ikan tersebut jelmaan dari dua orang anak manusia yang hilang ketika ibunya meletakkan anak tersebut pada sebuah lobang. Lobang tersebut menjadi telaga dan anak itu menjadi ikan yang berkembang sampai sekarang.


Pusat-pusat Kerajinan
Misalnya nagari Pandai Sikek. lokasinya 13 km dari Bukittinggi terkenal dengan kerajinan ukiran dan songketnya. Keahlian khusus ini berupa ukiran dan tenunan songket, ini juga merupakan turun temurun di masyarakat Pandai Sikek

Makam Tuanku Nan Renceh

Tuangku Nan Renceh adalah salah seorang diantara Delapan Panglima Perang Padri (1821-1837). Sebagai pemimpin Perang Padri bersama-sama rakyat terhadap Belanda di daerah Kamang dan gugur dalam pertempuran.
Koto Gadang
Koto Gadang terletak 15 km dari Bukittinggi, terkenal dengan kerajianan peraknya. Dalam mengolah perak murni menjadi barang-barang perhiasan sehari-hari dan untuk souvenir.

4.  KABUPATEN TANAH DATAR

(1) Situs Resmi
(2) Data Pusat Badan Pusat Statistik (BPS)
(3) Data Kepariwisataan



Kabupaten Tanah Datar

Kota batusangkar dikenal sebagai pusat kerajaan  Minangkabau zaman dahulu yang dinamakan Kerajaan Pagaruyung. Dibeberapa tempat di daerah ini terdapat peninggalan bersejarah seperti batu Batikam di Lima Kaum pada tempat ini dapat ditemukan bekas atau batu berlobang kena tikam sebagai tanda berikrarnya dua orang pemimpin adat dan suku, akan saling menghormati dapat dan suku masing-masing dan hidup berdampingan secara rukun, yaitu; Batu Basurek Lima Kaum, Batu Basurek Pagaruyung dan Benteng Va Der Capelllen. Batu Basurek Lima Kaum yang ditulis dalam tulisan palawa yang berarti bahwa Adityawarman adalah Maharaja Diraja di Kanagarian Mahindra (Pulau Emas) tahun 1347. Sedangkan Batu Basurek Pagaruyung ditulis tahun 1347 dalam tulisan palawa yang artinya Adityawarman adalah pemeluk agama Budha.

Lain halnya Benteng Van Der Capellen merupakan Benteng Pertahanan Belanda pada masa perang Padri (1821-1837) yang berada di Tengah Kota Batusangkar yang sekarang dipakai sebagai kantor Resort Kepolisian. Di samping itu juga Balairung Sari yang merupakan balai adat yang berumur ± 200 tahun.

Istana ini merupakan bangunan bersejarah bagi masyarakat minangkabau. Istana ini didirikan oleh Belanda pada tahun 1804, kemudian diperbaharui pada tahun 1976. Istana ini mempunyai keunikan dimana tiang-tiangnya yang miring yang merupakan tiang utama (tua), menurutnya tiang yang miring itu dapat menahan gempa, kalau ada gempa maka orang yang berada dalam istana tidak akan merasakan gempa.


Bagian tengah dari rumah adat yang seperti kasur merupakan tempat singgasana raja, di Minang tidak ada mengenal kasta. Nama rajanya yang terakhir adalah Rajo Alam Badadasa Joan Berdaulat tahun 1904-1849. Dari tahun 1933 beliau ditangkap Belanda dan diasingkan ke Batavia. Beliau di makamkan di Mangga Dua, kemudian dipindahkan ke Bali tetapi yang dipindahkan hanyalah tanah-tanahnya saja. Istana ini berbentuk kapal dan di depannya terdapat rangkiang yang bernama Rangkiang Patah sambilan, yang digunakan untuk penyimpanan padi.
Didalam Istana terdapat dua anjungan, yaitu: Pada bagian kanan, namanya anjungan Rajo Babandiang yang terdiri dari tiga tingkat yaitu:

1.    Tempat musyawarah antara raja dengan basa empat balai
2.    Tempat pembacaan yang rahasia
3.    Kamar Raja dan Permaisuri
       Pada bagian kirinya namanya peraj tiga tingkat, yaitu:
1.    Tempat musyawarah Ibu Raja dengan organisasi Bundo Kanduang
2.    Tempat pembacaan rahasia antara Ibu Raja dengan organisasi Ibu Kanduang
3.    Kamar Ibu Raja

Istana ini juga dinamakan rumah gadang sambilan ruang, salajang kudo balari (lompatan kudo), sacaek kuaran tabang, sapacak budak maimbau. Ruang adalah jarak antara satu tiang ke tiang yang lain. Istana ini merupakan tempat bermusyawarah segala sesuatu yang berhubungan atau bersangkutan dengan keadaan yang terjadi di Minangkabau.
Istana ini merupakan istana yang sangat menarik bagi wisatawan karena bentuknya yang seperti kapal serta membentangnya perbukitan yang indah di belakang Istana itu terdapat tempat pemandian Raja, Bundo Kanduang, Permaisuri dll.
Istana ini banyak juga didatangi oleh wisatawan asing untuk melihat keunikannya itu. Mbak Rita, merupakan salah satu koordinator yang menceritakan tentang apa-apa saja yang terdapat dalam Istana tersebut serta menunjukkan dan menyebutkan nama-nama tempat tersebut. Istana ini terletak di Batusangkar, disini selain melihat keunikannya wisatawan juga melihat keindahan yang terdapat di belakang istana tersebut yaitu terdapatnya perpotongan perbukitan tua yang bentuknya tersayat-sayat.
Disini banyak ditemukan berbagai kemudahan karena letaknya yang strategis serta menyediakan rumah makan, alat cinderamata dll. Keindahan istana nampak kalau dilihat dari kejauhan. Tapi istana Pagaruyung ini terbakar kira-kira bulan Juni tahun 2007 dan sekarang sudah di bangun kembali oleh pemerintah daerah.

Adalah desa tertua di Minangkabau sebab dari tempat ini berasal nenek moyang orang-orang Minangkabau, terletak di lereng Gunung Merapi  ditepi jalan raya antara Padang Panjang dan Batu Sangkar.
Di desa ini banyak desa ditemukan yang mencerminkan pola kehidupan sosial Minangkabau. Balairung, rumah adat dan lumbung padi merupakan unsur pokok dari kelompok social orang Minangkabau. Ditempat ini terdapat pemandian air panas, dan beberapa peninggalan sejarah seperti Batu Basurek, Kuburan Panjang yang merupakan kuburan Datuak Tan Atejo Garhano yaitu orang yang menciptakan arsitektur rumah adat Minangkabau yang bergonjong merupakan tanduk kerbau.

Lokasi 50 Km dari Batusangkar merupakan sebuah goa yang panjangnya 5 km menembus gunung kapur. Di dalam goa terdapat sungai yang jernih dan ikan yang banyak dengan sumber air panas juga terdapat di mulut goa.

Pemandian Kiambang
Lokasi 4 Km dari Batusangkar, merupakan pemandian alami dengan mata air gunung dan pemandangan yang sangat indah serta hawanya yang sangat sejuk.

Puncak Pato
Lokasi 19 Km dari Batusangkar, dengan puncak bukit serta pemandangan alam yang indah. Dari sini dapat melihat seluruh daerah Tanah Datar dan Danau Singkarak.
Danau Singkarak merupakan tempat rekreasi yang sangat popular bagi masyarakat, keindahan danau ini dapat dinikmati dari atas kendaraan melaui pinggiran danau yang berliku-liku dan disekitarnya disediakan fasilitas penginapan, naik perahu/speed boat, berenang, memancing dan mengadakan camping. Danau ini sebenarnya di daerah dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok.

Kereta Api di tepi danau Singkarak

Danau Di Atas dan Danau Di Bawah

Kedua danau ini merupakan danau kembar yang berjarak 1 km. Terletak dikiri kanan jalan menuju ke  Alahan Panjang 57 Km dari Solok. Jika kita berdiri dan memandang dua bukit di antara kedua danau ini sungguh merupakan panorama alam yang indah dan menakjubkan. Artinya berbeda satu sama lain dan sebagai daerah rekreasi, memancing, daerah ini juga merupakan daerah tempat camping, lintas alam serta mendaki gunung.
 
danau di atas

Danau di bawah

Air Panas Bukit Kili

Terletak dikaki Gunung Talang yang berada 8 km dari kota Solok. Terdapat sumber air panas yang cukup banyak dan pada umumnya dikunjungi oleh wisatawan lokal.
Pulau Belibis
Berlokasi 2 km dari Kota Solok terdapat sebuah bukit yang dilingkari oleh sebuah telaga, dimana dari tempat ini terlihat keindahan kota Solok, yang dilatar belakangi Bukit Barisan. Tempat ini ramai dikunjungi pada hari Minggu dan hari libur, dan tempat tersebut juga dijadikan tempat perkemahan bagi para remaja.
Danau Singkarak
Danau Singkarak ini merupakan danau terbesar nomor dua di Sumatera Barat yang panjangnya 21 km dan lebar 9 km yang terletak antara jalur jalan raya Bukittinggi dan Solok. Danau ini sangat potensial dan sangat indah yang menyesiakan bermacam-macam fasilitas misalnya: dengan beberapa hotel dan atraksi kapal untuk melihat keadaan alam danau Singkarak tersebut. Danau ini terletak di tengah-tengah dan dikelililingi oleh perbukitan yang indah dan udara yang sejuk dan nyaman serta alamnya yang mempesona. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari beberapa arah keindahan Danau tersebut seperti gambar

Danau Singkarak

6.  KABUPATEN 50 KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH

(1) Situs Resmi

(2) BPS (Badan Pusat Statistik)
(3) Parawisata 

Lembah Harau

Lembah ini terletak antara dua bukit yaitu Bukit Jambu dan Bukit Rengkok. Mempunyai 4 air terjun dengan jarak 17 Km dari kota Payakumbuh. Lembah ini merupakan salah satu kenampakan alam yang unik/khusus untuk Sumatera Barat. Keempat air terjun itu adalah Air Tarjun Bunta, Sarah Ngurai, Sarasa dan Barayun
Lembah Harau

Lembah Harau menurut versi pelukis
Ngalau Indah
Terletak kira-kira 2 km sebelum memasuki Kota Payakumbuh akan ditemukan sebuah gua yang cukup menarik. Disekitar gua tersebut terdapat taman dengan pohon-pohon yang rindang sehingga menambah kesejukan dan keindahan alam, gua ini dikunjungi orang pada hari libur
Batang Tabik
Reaksi 4 km dari kota Payakumbuh, merupakan daerah pemandian alam yang mata airnya dari gunung dan airnya sangat jernih dan sejuk.

7. KABUPATEN PASAMAN

(1) Situs Resmi

(2) BPS
(3) Pariwisata

Rimbo Panti
Rimbo pantai merupakan suatu cagar alam. Dalam kawasan hutan ini hidup berbagai binatang liar seperti: Tapir, Harimau, Macan, Rusa Kambing, Beruang Madu, Rusa,  Siamang dan Jenis Burung serta berbagai jenis Flora seperti Gultiferea, Laurenceae dan lain-lain.

Tugu Khatulistiwa
Sebuah tugu yang menandai garis lalu lintas kahatulistiwa, yang teletak dipinggir jalan raya ke arah Medan, 56 km dari Bukittinggi. Dilokasi ini dijadikan taman khatulistiwa dan sedang dibangun sebuah Musium Imam Bonjol.

Benteng Tuanku Imam Bonjol
Menteng ini terletak pada sebuah puncak bukit yang digunakan oleh Tuanku Imam Bonjol sebagai pertahanan dalam Perang Padri melawan penjajah Belanda tahun 1821 – 1837.
Benteng Tuanku Rao
Benteng ini terletak 75 Km dari Bonjol, dan merupakan bekas Benteng Panglima Perang Tuanku Rao (rangkaian perang Tuanku Imam Bonjol).

Batu Basurek
Merupakan Kubu Sultan Kecamatan Rao Mapat Tunggul, berlukiskan huruf palawa yang artinya bahwa raja yang bertahta di Cri Indara Loka adalah Wijaya Waraman

Pantai Kata
Sebuah pantai yang indah sebelah Barat Kota Pariaman. Waktu sore hari dapat menikmati matahari terbenam. Didaerah ini sudah dilengkapi fasilitas WC, kafetaria dan satu jembatan kayu dan tempat main anak-anak. Dapat juga dinikmati permainan anak nagari seperti Indang, Pencak Silat, Selawat dulang, dan kesenian tradisional lainnya.

Pantai Arta
Sebuah pantai yang panjang dan bersih yang telah ditanami dengan penghijauan, antara lain cemara laut. Dapat juga dimanfaatkan sebagai sarana camping. Terletak 15 km dari Kota Pariaman.

Lubuk Bonta
Sekitar 25 dari kota pariaman, merupakan pemandian alam yang bentuk bundar, yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal.Berkunjung ke objek wisata pemandian Lubuak Bonta, yang terletak di Korong Tarok Kenagarian Kapalo Hilalang, Kecamatan 2 X 11 Kayu Tanam Padang Pariaman mengantarkan kita pada panorama alam yang begitu mengesankan.
[lubuk+bonta1.JPG]

Tabuik
Tabuik adalah salah satu tradisi yang masih mempertahankan kelestariannya, yang selalu diadakan setiap tahun pada Bulan Muharam.

Tapian Puti

Salah satu kolam renang alam di Padang Pariaman Sumatera Barat yang mempesona. Tapian Puti membawa pengunjung kepada sebuah hutan hijau di sekitar mana mereka dapat mengagumi flora. Tapian puti berjarak kurang lebih 25 km utara Bandar Udara BIM dan 25 km sebelah timur Kota Pariaman di Kecamatan Lubuk Alung.




9. KABUPATAN PESISIR SELATAN

Situs Resmi Kabupaten

Situs BPS
Situs Parawisata

Pantai Carocok

Sebuah pantai yang bersih dengan pemandangan yang indah dan menyenangkan, terletak 5 km sebelah Kota Painan. Disini para pengunjung dapat melakukan kegiatan berenang serta bersampan. Disekitar ini terdapat beberapa pulau dengan pantai yang indah dan pasirnya yang putih.

Pantai Carocok Painan

Bukik Langkisau Painan

Pulau Cingkuak
Berlokasi dihadapan Kota Painan yang sangat cocok  sebagai wisata bahari dan di tempat ini juga terdapat benteng tentara kerajaan Belanda yang dididirikan tahun 1664. 

Pantai Batu Kalang
Lokasi di Tarusan, yang merupakan sebuah pantai dengan pasirnya yang putih dan pemandangan akan yang indah dengan jarak Kota Padang 36 km.
c.    Air terjun bayang sani indah
Rangkaian air terjun indah terdiri dari tujuh tingkat dan mempunyai  telaga pemandian  yang indah. Air terjun ini disebut orang juga air terjun ekor kuda.

Air Terjun Bayang Sani

Jembatan akar
Sebuah jembatan titian yang terbuat dari akar kayu beringin yang sangat unik, mungkin tidak pernah ditemukan di daerah lain. Jembatan akar ini hasil ciptaan pakaian sokan tahun 1916 dengan masyarkat setempat, dimana di berangnya terdapat pemukiman masyarkat.

Jembatan Akar Bayang Pasar Baru Painan

Lembah Anai
Terletak sekitar 10 km menjelang Kota Padang Panjang, dimana keberadaannya antara Kota Padang Panjang dengan Kabupaten Padang Pariaman dengan hutannya yang banyak menunjukkan keasliannya. Udaranya sejuk dan segar di samping itu terdapat air terjun dengan kolam kecil sebagai tempat pemandian bagi anak-anak dan remaja. Pemandian ini lokasinya sangat strategis di pinggiran jalan raya Padang Bukittinggi. Sehingga daerah ini mudah disinggahi oleh banyak orang yang lengkap dengan tempat parkiran serta akomodasi yang memadai

Pusat Inforamasi dan Perkampungan Ranah Minangkabau
Berlokasi dari pusat Kota Padang Panjang dan merupakan padat informasi adat istiadat dan juga menggambarkan Perkampungan Ranah Minangkabau pada abad ke 19. disini dapat dilihat berbagai bentuk bangunan yang disesuaikan dengan jaman dan suasananya.

Minang Fantasy Padang Panjang,

Kota Sawahlunto dan juga sering dijuluki dengan nama Kota Tambang, sebab salah satu daerah merupakan sumber batu bara buat Sumatera Barat. Kota ini sangat indah yang dikelilingi oleh bukit sehingga merupakan kota yang berbentuk kuali (Belanga). Pada wilayah kota yang sudah mengalami pemekaran juga  mempunyai daya tarik objek wisata yang antara lain;

Makam Pahlawan Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH
Lokasinya di Talawi atau 11 km dari pusat kota Sawahlunto. Adalah salah seorang pahlawan pergerakan nasional yang lahir pada tanggal 28 Agustus 1903 dan wafat Tanggal 17 Oktober 1962.
Tenunan Silungkang
Silungkang juga merupakan masyarakat yang mempunyai keahlian akan tenunan kain yang cukup bermutu. Di samping itu terkenal juga sebagai kerajinan yang menghasilkan berupa; sapu ijuk, buaiyan anak-anak, sepatu/slop dan sebaginya.

Water Boom

Objek wisata merupakan salah satu objek yang bertaraf nasional dengan lebih populer bernama “Water Boom”.karena objek wisata ini bersifat nasional, maka penulis mengemukakan secara agak panjang lebar, sehingga pembaca dapat mengetahui kondisi objek wisata ini  sebab objek wisata yang sifatnya alam budaya yang cukup kita banggakan bagi masyarakat Sumatera Barat.
Water Boom ini diresmikan pada tanggal 1 Januari 2007 oleh Gubernur Sumatera Barat yang berada di Kanagarian  Muaro Kalaban, Kecamatan Silungkang, Kota Sawah Lunto dipinggiran trans sumatera. Pendirian objek wisata ini  berkaitan dengan semakin menipis sumber alam Sawahlunto berupa “ batubara” yang kita kenal juga sebagai tambang terkemuka. Demi kelangsungan kehidupan kota, maka akhir periode jabatan Walikota Sawahlunto (Subari Sukardi) sekitar tahun 2007 telah mencanangkan suatu program yang mana ingin menjadi kota wisata tambang yang berbudaya.
Setelah melalui kajian yang mendalam yang didasarkan atas potensi yang ada terpilihlah pariwisata sebagai sektor yang akan dikembangkan sebagai salah satu sektor andalan. Dengan keberanian pemerintah daerah Sawahlunto sebagai peran nomor satu dalam program pengembangan Sawahlunto sebagai kota wisata bersama-sama dengan masyarakat memegang kendali yang cukup besar sehingga tercapailah pembangunan sarana maupun prasarana wisata tersebut. Sarana dan prasarana yang terdapat pada objek wisata ini berupa:
Pertama, melayang di atas water boom yaitu playing fox dengan dua utas tali gantungan dengan peralatan safety yang dilengkapi helm, di atas roda rel diletakkan pada dua untai bentangan tali baja yang bergulir kencang.
Kedua, kolam renang, baik untuk anak-anak mapun dewasa dan di samping itu ada peluncuran untuk semua kalangan. Pemandian ini cukup unik karena kolam-kolam tersebut pada cekungan bukit yang sumber airnya adalah alamiah yang dulunya disebut Pemandian Bia Ria air Dingin Muaro Kalaban, yang disulap atau direnovasi menajdi water boom.
Ketiga, pemandangan alami yang sangat indah dan asri yang membentang hijau serta terawat, bila hal ini dilihat dari atas bukit dan tampak jelas memukau sembari memandang perenang di kolam.
Kondisi pengunjung sangat ramai sekali, dengan perkiraan pada hari-hari biasa mencapai ratusan pengunjung, dan hari minggu atau hari libur lainnya mencapai ribuan orang. Di samping itu disekitar objek juga dilengkapi dengan area parkir cukup luas, deretan warung dengan jenis makanan yang beraneka ragam, yang banyak membuka lapangan kerja masyarakat setempat serta betul-betul menjadi salah satu sumber pendapatan daerah Sawahlunto.

Waterboom di Kota Sawahlunto
Lubang Soero
Terletak dikelurahan Tanah Lapang Lembah Segar Sawahlunto, yang dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1898, panjang 1,5 km dengan kemiringan lubang 200, yang Lubang Soero ditutup tahun 1932. Lubang Soero ini baru dibuka kembali bulan Juni 2007 yang baru lalu (Heldi Satria, 2008:8) yang merupakan bakal menjadi semaraknya kota Sawahlunto/ lebih jelasnya kondisi Lubang Soero ini perhatikan gambar berikut ini:

Lubang Suro di Kota Sawahlunto

(1) Situs Resmi
(2) Data Pusat Badan Pusat Statistik (BPS) kota Sawah lunto
(3) Data Kepariwisataan


Kabupaten Sawahlunto Sijunjung bukan berarti minim dengan objek wisata, akan tetapi belum terjamah dan belum diperhatikan oleh “Pemda” terutama bagian kepariwisataan. Fasilitas, sarana dan prasarana belum menjadi perhatian. Padahal tidak sedikit objek wisata alam terutama berupa goa-goa yang cukup banyak di nagari ke Sisawah Kecamatan Lumpur Kudus. Hanya baru satu-satunya goa yang diangkat kepermukaan yaitu “Ngalau Aguang”. Lokasi nya 15 km dari Sijunjung dengan aliran sungai dan terdapat dataran yang cukup luas di dalam ngalau tersebut.

13.    KABUPATEN DARMASRAYA

(1) Situs Resmi Data Nagari

(2) BPS dhamasraya
(3) Data Kepariwisataan


Kabupaten ini juga pada bidang kepariwisataan tidak jauh berbeda dengan Kabupaten Sijunjung. Hal ini mungkin karena kabupaten baru dan pecahan Sawahlunto Sijunjung. Salah satu diantara yang terkenal dengan Bendungan, Sungai Dareh yang merupakan objek wisata terutama bagi remaja.

14.    KABUPATEN MENTAWAI

BPS Mentawai

Profil Wisata

Budaya Mentawai

Kondisinya akan sama dengan dua kabupaten di atas (Sawah Lunto Sijunjung dan Darmasraya), yang kondisinya belum stabil sehingga objek wisata sukar untuk dikembangkan. Apalagi dengan adanya isu-isu gejala alam berupa gempa bumi seperti yang dirasakan sekarang ini. 


Mentawai sebagai objek berselancar di laut
Cottage di pulau Cubadak

Kab.Kep.Mentawai: Perkampungan Penduduk Asli Mentawai, Bangunan Rumah Asli Masyarakat Mentawai, Kegiatan Adat Istiadat masyarakat Mentawai
Kab.Pasaman Barat: situs Bekas Kerajaan Daulat, Parit Batu, Rumah Kolonial Belanda, Rumah Adat Sinurut, Lobang Jepang, Rumah Adat Raja Sontang, Makam Cumala Ameh  dan Si Ambon. Sumberhttp://www.sumbarprov.go.id/detail.php?id=735

Revised: Wisata Objek Bersejarah
Selain wisata Alam, wisata alam tidak kalah menariknya adalah mengunjungi objek-objek yang mengandung unsur kesejarahan (historis) seperti arsitektur tradisional, arsitektur keagamaan, bangunan dan lokasi bersejarah di Sumatera Barat, diantaranya adalah.
  1. Kota Padang:                   Gedung Balai Kota, Tugu Pahlawan Tak Dikenal, Tugu Pemuda Young SumateraTugu Bagindo Azizchan, Benteng Jepang Bikik Lampu, Museum Adityawarman, Taman Budaya
  2. Kota Bukittinggi:            Museum Tridaya Eka Dharma, Rumah Kelahiran Bung Hatta,  Istana Bung Hatta, Benteng Fort De Kock, Lubang Japang, Mesjid Jamiak Birugo, Museum/Rumah Adat, MBSK
  3. Kota Payakumbuh:        Jembatan Ibu dan Tugu Ratapan Ibu, Mesjid Gadang, Desa Tradisional Balai Kaliki
  4. Kota Padang Panjang:  Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau ( PDIKM ), Mesjid Asisi
  5. Kota Pariaman:               Kuburan Panjang, Meriam Kuno, Benteng Pertahanan Jepang, Mesjid Tuo
  6. Kota Solok:                      Batu Syech Kukut, Gedung SMP1 ( bekas HIS ), Stasiun Kereta Api
  7. Kota Sawahlunto:          Makam M.Yamin, Makam Syech Tumpok, Makam Syech Tumpuo
  8. Kab.Agam:                       Suaru Batu Bidal, Mesjid Alhuda, Mesjid Raya Paninjauan, Surau Gadang Usang
  9. Kab.50 Kota:                    Mesjid Tujuh Menara, Puncak Seribu Gonjong, Mesjid Godang, Perkampungan Tradisonal Balabuiah, Pusako Rumah Godang, Peninggalan Surau Tanjung, Pati Bunian, Suaru Tabiang, Tugu PDRI, Goa Imam Bonjol
  10. Kab.Tanah Datar:            Istano Pagaruyung, Batu Basurek, Batu Angkek-Angkek, Pandai Sikek, Nagari Tuo Pariangan
  11. Kab.Padang Pariaman: Makam Suku Drajat, Makam Syech Burhanuddin
  12. Kab.Pasaman:                  Masyarakat Tradisional Suku Kampa, Museum Tuanku Imam Bonjol, Meriam Tuanku Imam Bonjol
  13. Kab.Solok:                        Tempat Pemancingan Ikan, Tampek Bakaua, Rumah Adat Lipek Pageh, Balairung Sari, Rumah GadangTigo Niniak, Mesjid Tuo Kayu Jao
  14. Kab.Solok Selatan:        Istano Rajo Balun, Benteng Paderi
  15. Kab.Sijunjung:                Batu Gadang, Batu Bala, Makam Syech M.Yasin
  16. Kab.Dharmasraya:         Kerajaan Dharmasraya, Candi Kerajaan Dharmasraya, Selaju Sampan, Kerajaan Padang Laweh
  17. Kab.Pesisir Selatan:       Rumah Gadang Mandeh rubiah, Bekas Benteng Portugis di P.Cubadak, PLTA bekas Peninggalan Belanda di Salido
Cottage di pulau Cubadak

Kab.Kep.Mentawai: Perkampungan Penduduk Asli Mentawai, Bangunan Rumah Asli Masyarakat Mentawai, Kegiatan Adat Istiadat masyarakat Mentawai
Kab.Pasaman Barat: situs Bekas Kerajaan Daulat, Parit Batu, Rumah Kolonial Belanda, Rumah Adat Sinurut, Lobang Jepang, Rumah Adat Raja Sontang, Makam Cumala Ameh  dan Si Ambon. Sumberhttp://www.sumbarprov.go.id/detail.php?id=735

Daftar Rujukan
  • Andhika, 2008. Surga Dunia di Pulau Sikuai. Singgalang. 25 Mei 2008 Hal. 19 Padang.
  • Bahar Herman, 2000. “Peranan Usaha Pariwisata Dalam Menghadapi Otonomi Daerah”. Makalah. Padang
  • Bakaruddin, 1992. Geografi Pariwisata dan Permasalahan. FPIPS – IKIP Padang. Padang.
  • Dinas Pariwisata. 2002. Buku Data Statistik Pariwisata Sumatera  Barat. Padang
  • Dirjen Pariwisata. 1976. Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta
  • 1978. “Perencanaan Pariwisata”. Majalah Teknis Pariwisata. Jakarta
  •  1987. “Tinjauan Perkembangan Pariwisata Indonesia”. Makalah. Jakarta
  •  1990. Bahan Buku Penyuluhan Sadar Wisata . Jakarta
  •  1994. Panduan Sadar Wisata I. Jakarta
  • Ernest, 2004. Wisata Alam Indonesia. Restu Agung. Jakarta
  • Hidayati, Abna, 2008. Sumber Berbenah Pariwisata Menggait Turis.  Haluan 11 Mei 2008. Padang.
  • Kelana, Surya. 2008. Riak Halus Danau Maninjau. Singgalang 18 Mei 2008. Hal. 19. Padang.
  • Kodhyat, 1983. “Masalah Pariwisata Indonesia”. Jakarta
  • 1986. “Tinjauan Perkembangan Pariwisata Indonesia”. Makalah. Seminar Kepariwisataan Antar Akademik se DKI dan Bandung Tanggal 27-1-1986. Jakarta
  • 1996. Sejarah Pariwisata dan Perkembangan di Indonesia. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta
  • Lubuk Nazif, 1996. “Visi pariwisata Propinsi Sumatera Barat Tahun 1996-2010”. Makalah. Forum Dialog Pejabat Teknis Dinas Pariwisata se Sumatera Barat tanggal 26-8-1996. Padang
  • Pandit Nyoman S, 1990. Ilmu Pariwisata. Pradnya Paramita. Jakarta
  • Satria Neldi, 2008. “Keajaiban Dunia di Lubang Soero”. Padeks Ekspres. Hal 8/23-4-08. Padang
  • Soekadijo, 1997. Anatomi Pariwisata. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
  • Spillane James, 1987. Pariwisata Indonesia. Sejarah dan Prospeknya. Kanesius. Yogyakarta
  •  1994. Pariwisata Indonesia. Kanesius. Yogyakarta
  • Suryamikarta Bey, 1996. “Implikasi Pelaksanaan Kebijakan Sektor Pariwisata Pada Pemahan Ruang dan Lingkungan”. Makalah. Forum dialog pejabat teknis dinas pariwisata se Sumatera Barat 26-8-1996. Padang
  • Wahab Saleh, 1975. Tourism Management. Tourism International Press. London
  • Yoeti Oka A, 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa. Bandung
Peta pariwisata Sumbar menurut Pemda, Sumber : http://www.sumbarprov.go.id/detail.php?id=267

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda, jika ingin menggunakan emotion, silahkan klik emotionnya, dan kopy paste kodenya dalam kotak komentar

Sering dilihat, yang lain mungkin juga penting