Oleh Nasbahry Couto
Sepanjang usia penulis. Banyak kenal dengan orang hanya melalui mass media, seperti face book, tik tok, wa dan sebagainya. Artinya banyak teman tetapi tidak pernah ketemu.
Sebaliknya penulis dikenal orang melalui tulisan2 di blog, buku-buku yang ditulis, dan boleh dikata jarang ada diantara tulisan itu untuk komersil, dimasukkan ke surat kabar dan sebagainya. Menulis hanya karena ingin menulis saja.
Dari face book dan WA akhirnya kenal dengan Israr dan karyanya. Dan kami akhirnya berdialog debgan wa. Memang Israr Dinata akhir2 ini banyak dibicarakan sebagai pelukis otodidak di sumatera barat. Dan dari dialog singkat itu akhirnya, lahirlah tulisan ini. Ternyata banyak pertanyaan penulis yang tidak mendapat balasan.
Jadi sebagaimana kenalan2 lain yang tak pernah jumpa dengan penulis, tentu banyak yang tidak penulis ketahui tentang kenalan itu, akibatnya banyak hal yang tidak dapat diceritakan. Dan tulisan ini bukan kritik seni. Hanya sekedar ulasan atau esay. Tapi sebagai banyak tulisan penulis lainnya. Tulisan ini memiliki referensi, walaupun terbatas. Tulisan ini tidak meraba-raba berdasarkan interpretasi subjektif. Misalnya ada dua tulisan (Muharyadi ,2021 di minangsatu.com dan Benny Kurniawan, 2023 di semangat.com). Percaya bahwa lukisan2 Israr Dinata adalah berasal dari penganut aliran naturalisme, dan Israr Dinata juga percaya seperti itu. Sebagaimana percaya bahwa juga disebut "otodidak". Apa artinya otodidak ? Lihat tulisan ini.
Artinya perlu dipikirkan juga apakah tepat bahwa pelukis ini otodidak dan sekaligus pelukis naturalisme. Sebab naturalisme itu hanya faham seni, dan ada pada suatu zaman di masa lampau. Walaupun corak lukisan ini masih ada pada zaman sekarang. Artinya apakah tidak disadari bahwa kedua konsep ini sebenarnya berbeda dan juga bisa bertentangan? Apakah tidak cukup disebut sebagai pelukis otodidak saja, sehingga pelukis ini memiliki kebebasan dalam melukis dan menerima pesanan lukisan. Zaman dimana para pelukis memiliki aliran2 ataun paham seni sebenarnya telah berlalu. Sebagaimana berlalunya komunisme negara tiongkok, yg sekarang lebih kapitalis ketimbang negara lain. Jadi tak perlu marah lagi kepada komunis.
Sebab apapun gayanya sebagai pelukis moderen pikirannya tidak terpaku hanya kepada faham dan ide naturalisme. Yang perlu dijelaskan bukalah kemiripan lukisannya dengan aliran naturalisme di zaman lampau. Tapi apa konsep2 dan yang ada dikepala Israr masa kini. Mungkin cerita2 di bawah ini bisa menjelaskan masalah itu. Pertama yg perlu dijelaskan tentu cara belajarnya. Yang pada hakekatnya adalah pembelajaran adaptif dan simbolik. Pembelajaran adaptif yaitu dimana orang belajar dari lingkungannya dan juga belajar simbol2 sosial dalam masyarakatnya. Dan sesuai dengan pelukis kontemporer (masa kini) juga belajar tentang teknik2 melukis masa kini.Lihat tulisan ini.
Biografi singkat
Pelukis Israr Dinata sebenarnya kelahiran kota Payakumbuh 7 juni 1972. (52 tahun). Pendidikan terakhir STM N Payakumbuh pernah pameran di Sumbar dan Riau. Dia memiliki studio untuk melukis di Jalan Sudirman, Gang Masjid Gadang Nomor 7 Balai Gadang, Kel. Balai Tangah Koto, Kec. Payakumbuh, kota Payakumbuh.
Menurutnya, dia berpengalaman dengan teknik air brush, kemudian merasa lebih bergensi jika melukis dengan cat minyak. Dia mengaku belajar cat minyak sejak kls 1 STM th 1988. Konon sejak tamat Sekolah Teknik Menengah (jurusan bangunan?) ia merantau ke kota Bogor belajar teknik melukis dengan Indra Maiyeldi (seorang pelukis naturalisme?) terus pindah ke kota Pakanbaru dan bekerja di bidang Advertising tertua di kota ini. Disinilah dia lebih menekuni soal gambar- menggambar yang dibutuhkan oleh bidang periklanan. Dan tentu saja diantaranya menggambar dengan teknik air brush.
Teknik melukis air brush
Air Brush adalah sebuah teknis melukis dengan menggunakan tekanan udara untuk menyemprotkan cat atau pewarna pada bidang kerja. Teknik melukis ini bisa diterapkan pada dunia otomotif, periklanan, bahkan teknik ini di pakai untuk make up wajah dan lain-lain.
Seperti yang dikemukakan sebelumnya. Airbrush adalah sebuah teknik seni rupa yang menggunakan tekanan udara untuk menyemprotkan cat atau pewarna pada bidang kerja tetapi catnya cepat kering karena menggunakan tinner dan cat duco.
Sebagai contoh misalnya seorang seniman yang bernama Dru Blair menggunakan teknik airbrush untuk membuat lukisannya terlihat bak jepretan kamera. Lukisan seperti ini membutuhkan waktu yang lama untuk menciptakan lukisan yang detailnya sangat halus bak jepretan kamera.
Beberapa ciri khas lukisan air brush ( cat semprot)
- Bisa sangat detail dan menyerupai potret sesungguhnya atau menyerupai hasil kamera foto
- memungkinkan munculnya ide dan kreatifitas dan lukisan yg unik dan berbeda dari biasanya.
- Akhirnya memungkinkan membuat lukisan2 super nyata (hiperrealis), dan lukisan yg bersifat simbolis dan metafora.
Dengan media cat yg cepat kering maka melukis bisa cepat. Secara teknis, airbrush memungkinkan pelukis untuk membubuhi satu cat di atas cat lain yang masih basah tanpa khawatir kedua warna itu bercampur. Sementara dengan kuas dan cat minyak biasa, pelukis harus menunggu cat sebelumnya kering dahulu sebelum membubuhkan warna lain.
Ide lukisan truk
Menjalani selama lebih dari dua dekade, Jamari jadi saksi mata perubahan tren lukisan truk. Pada awal karier, banyak sopir hingga pemilik truk disebut memesan lukisan bergambar orang berdoa dan potret para tokoh agama. Hal ini mengekpresikan apresiasi orang tentang agama. Tren ini kemudian berubah.
Tren itu diikuti banyaknya permintaan gambar perempuan berpenampilan seksi. Kemudian, pesanan didominasi karikatur hingga foto keluarga. Namun terlepas dari itu semua, Jamari menemukan benang merah dari berbagai cerita hingga permintaan sopir truk yang memesan lukisan.
Kajian semiotik (ilmu tanda)
Lukisan teknik airbrush pada bagian belakang truk.sumber.https://news.republika.co.id/berita/qm41rw4218000/viral-tulisan-dan-lukisan-gisel-di-belakang-truk?
Dalam tulisan Muharyadi dijelaskan bahwa lukisan ini dibuat dg teknik cat minyak. Tetapi menurut penulis Israr Dinata menggabungkan kedua teknik ini ( cat minyak dan air brus).
Lukisan_lukisan seperti ini sebenarnya bisa di lacak sumber aslinya ( foto atau lukisan yg mirip). Misalnya dengan aplikasi google lens di hp andoid atau laptop.
Sejak peluncurannya pada tahun 2017, Google Lens telah menjadi sebuah inovasi yang mengubah cara pengguna Android berinteraksi dengan dunia di sekitar. Awalnya aplikasi ini diperkenalkan sebagai aplikasi tambahan, tetapi kini Google Lens telah menjadi bagian bawaan dari setiap perangkat Android. Fungsi Google Lens sendiri adalah untuk melacak informasi foto. Setelah foto di buka, dengan sekali klik fapat memberikan informasi untuk mendeteksi gambar yang yang dilihat sehingga berbagai informasi dapat diketahui.
Lukisan- lukisan airbrush di samping untuk periklanan dengan lukisan yg di buat pada bilboard di pinggir jalan. Juga dapat diterapkan pada dinding mobil truk atau mobil biasa.
Mungkin karena bosan di advertising di kota Pakanbaru. Pelukis ini kemudian melanjutkan pekerjaannya di kontraktor ( mungkin kontraktor bangunan) di kota Aceh. Hal ini sesuai dengan sekolahnya dahulu di STM N Payakumbuh.
Tahun 1995 barulah dia pulang ke payakumbuh. Dan menekuni profesi sebagai pelukis. Dan konon kabarnya dia juga dapat penyakit strook ringan yg dideritanya. Dan sekarang sudah berangsur baik.
Dari lukisan pesanan ke ide pribadi: penentuan objek lukisan
Penulis juga pernah bekerja di advertising jadi tidak heran dengan lukisan2 pesanan baik untuk bilboard, mural maupun lukisan2 untuk truk. Akhir2 ini banyak lukisan pesanan untuk interior hotel maupun bangunan mewah, atau rumah pribadi yg ingin mengesankan suasana lokal. Jadi tidak heran jika lukisan menjadi bagian barang sovenir dan dagangan oleh kolektor.
Seperti yang di katakannya. Dia tergantung kepada hasil potret dari objek lukisannya. Bahwa dia harus menunggu hasil fotografi yang bagus untuk reverensinya dalam melukis.
Ide-ide asli lukisan Israr Dinata.
Sesuai dengan proses belajar Israr Dinata melalui lukisan pesanan, maka proses ini sebenarnya disebut dengan proses adaptif, bukan saja karena tujuannya berorientasi kepada melayani konsumen. Tetapi sebagai pelukis yg belajar sendiri dia belajar dengan mengadaptasi kebutuhan dan pengetahuan yg ada dilingkungannya.
Alam sebagai simbol kebesaran Tuhan
Konsep asli Israr juga terlihat dari pandangannya tentang keindahan . Menurutnya pemandangan alam melambangkan kebesaran Tuhan, yg menciptakannya.
"Pemandangan alam merupakan tempat terindah yang diberikan oleh Allah SWT kepada makhluknya di muka bumi .... Bahkan alam Sumatera Barat atau di sekitar kita bermukim dan tempat tinggal ini perlu dijaga, dirawat untuk anak cucu kita kelak di kemudian hari,"
Beberapa lukisan lanskap Israr
Pelukis2 yg menguasai teknik melukis objek sepersis mungkin seperti hasil kamera tak banyak di sumatera barat.
Teknik melukis dengan air brus adalah salah satu cara untuk mencapai hasil seperti itu. Dan paling tidak Israr adalah pelukis yg menguasai teknik air brus itu. walaupun mungkin kini sudah dianggap tradisional
Namun dengan beralihnya Israr ke teknik lukidan cat minyak maka kualitas lukisan seakan menurun. Hal itu diperlihatkan pada lukisan di bawah ini. Apalagi jika pelukis itu tidak menguasai ilmu anatomi manusia. Maka akan terdapat kejanggalan dalam penggambarannya.