Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Sabtu, 03 Juni 2023

Logika Rocky Gerung Tentang Politik Identitas

Kekeliruan Penafsiran Identitas

Ketika argumen seseorang dievaluasi berdasarkan identitas fisik atau sosial, kelas sosial, generasi, kelompok etnis, jenis kelamin atau orientasi seksual, profesi, pekerjaan atau subkelompok

Ketika kekuatan argumen adalah identitas independ

www.LogicallyFallacious.com

Amartya Sen
Menurut Rocky Gerung pada tahun 40-an mungkin tahun 43 , ada peristiwa kerusuhan di India, yaitu  kerusuhan agama, etnis antara Hindu yang mayoritas dan Islam yang minoritas. Seorang pemuda terbunuh pada peristiwa itu, pemudanya muslim.
Peristiwa ini diterangkan oleh Amartya Sen di dalam bukunya pada tahun 2006  dengan judul Identity And Violence : The Illusion Of Identity Of Destinity. Kemudian diterbitkan dalam edisi bahasa Indonesia pada tahun 2007 oleh Marjin Kiri. Dan ini mengingatkan kita bagaimana kita memahami sesuatu yang kita sebut politik identitas.
Rocky Gerung
Menurut cerita, tokoh ini dia udah tiga hari ada di dalam rumahnya bersama istrinya dan seorang bayi dari keluarga muslim. Dari huru hara yg terjadi di India ini dia tidak  bisa keluar rumah, karena dikepung oleh kelompok radikal Hindu.
Baca juga turbulensi politik tahun 2023
Lihat  juga Budaya konflik  dan politik identitas orang minang
Dalam  situasi itu, dia miskin pada hal bayinya perlu susu, lalu dia ambil risiko, dia keluar rumah, dia di Uber oleh meyortas Hindu, lari ke sebuah rumah tetangganya, berupaya diselamatkan oleh tuan Rumah, tapi dia tewas oleh masa yang brutal, dari Radikal Hindu itu. Pertanyaan saya dia tewas karena muslim atau tewas karena miskin 
Kita bisa terangkan kalau dia orang kaya, gak mungkin dia keluar rumah, kulkasnya penuh, bahkan dia bisa memakai prefejet untuk beli-beli.
Kemudian terjadi tanyajawab.
P: Pake helikopter bang ....."
RG: Dia itu orang kaya lebih kaya dari lu itu, jadi lu bisa, bayangin apa-apa.
P: Saya yakin saya sekarang lebih kaya dari abang
RG: itu nanti dibuktikan di KPK.
RG:Saya ulangi poin itu, karena status sosialnya miskin, dia ambil risiko, jadi dia mati karena dia miskin. Bukan karena agama, memang orang punya kesalahpahaman, tapi kalau dia minoritas dan kaya dia selamat. Keterangan lebih luas ada dalam buku Amartya Sen di dalam bukunya pada tahun 2006 dengan judul Identity And Violence : The Illusion Of Identity Of Destinity.
Menurut Rocky Gerung di Indonesia juga begitu, tahun 1988 ada peristiwa minoritas Cina. Sebenarnya banyak minoritas Cina yang kaya selamat, dan kabur dari kerusuhan semena-mena saat itu. Sebab menurut logika (bukan masalah cina atau muslim semata) dan ada variable lain di situ, Dan bukan sekedar variable bebas, sebenarnya  ada variable kelas sosial di situ.  Itu  poin pertama. 
Sedangkan poin kedua, saya ada dengar Jokowi  bicara (tentang politik identitas itu)  berbahaya, apa bahayanya ? apa kita bisa kita bayangkan? Atau kebahayaannya. Tapi kemudian, boleh ditambahkan. Bahwa bahaya akan ada orang yang memanfaatkan politik identitas itu.
Rocky Gerung mempertanyakan Ini apa, ini  sudah insinuasi ( menyindir), siapa akan memanfaatkannya, tentara. Kartosuwiryo (NII), Aidit (komunis) siapa? Jadi istilah itu aja, sudah menimbulkan kecemasan. sebab siapa itu yg akan memanfaatkannya, China, Amerika?.
Lihat video pak Jokowi tentang politik identitas
Jadi Pak Jokowi Bicara seakan sebagai orang politis di situ. Bukan sebagai negarawan kendati  itu dalam sebuah forum negara. 
Karena dia menakutkan sesuatu yang dia juga gak tahu itu apa. Tetapi melalui istilah identitas itu seolah akan diporakporandakan. Dan akan ada yg menyusup disitu, segala macam siapa. Jadi kalau saya lihat misalnya Pak Jokowi, mending jangan lihat ELC, karena anda akan gugup untuk melihat bahwa konsepnya macam-macam disini. Dia pasti gak ngerti, sekarang saya buat mengerti dulu ya. Saya buat mengerti dulu kata Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung sebetulnya kata identitas  yg dipakai kita dengan dipakai pak Jokowi tak ada bedanya, sebab kita juga pakai-kata itu. Apa sih itu identitas itu? 
Saya pastinya punya identitas. Identitas itu di lembaga aslinya, bahasa Yunani artinya dia yang sudah mati. Karena cuma orang mati yang bisa di identifikasi. Etimologinya begitu. Misalnya Aryabima  identitasnya sukarno, apa selamanya begitu. belum tentu. Karena dia masih hidup, dia masih bisa mengubah identitasnya. Menurut Rocky Gerung  Qodari yang pengamat politik apa identitas itu sama di 3 perioda? Apa dia pasti dia begitu terus?. Jadi soal itu yang gagal kita bicarakan. 
(Dr. Muhammad Qodari, S.Psi., M.A. atau disingkat M. Qodari adalah pengamat politik dan peneliti Indonesia. Ia menyelesaikan program sarjana di Universitas Indonesia, Jakarta, dengan menekuni bidang Psikologi Sosial)

Menurut Rocky Gerung terlihat bahwa pak Jokowi hanya dengar2 saja tentang politik identitas, dalam kepalanya (identitas Islam), selesai. Karena, dia kan gak paham itu. Yang gak paham bukan hanya infuencernya (Qodari), bukan Jokowi tetapi lingkungannya yg brief dengan  cara yang buruk. Itu akibatnya kalau bergaul  dengan orang dungu.
Yes! Saya terangkan itu lebih banyak. Karena saya lanjut ya. Agar jangan gagal  paham  yang sesuatu disebut sebagai identitas karena direkognisi dalam politik identitas hidup timbul karena direkognisi. Supaya kita selamat dari kedunguan yang menganggap identitas itu final, gak identitas itu. Ada kalau orangnya final, artinya sudah mati dia. Baru dia kita tahu identitasnya itu. 
Contoh lain menurut Rocky Gerung selama dia hidup, aroma politiknya,"bang coy" ini, justru  berubah-ubah. Dulu,  pro Ahok sekarang lain lagi, dia menganggap "kalau ada kesalahan di situ"*. Biasa yg begitu. Dia pro Anis sekarang. Dan asyik saja. Qodari dari pro Prabowo, sekarang  masih pro kepada Prabowo. Jadi secara "enciclopedia" kata identitas itu hanya mungkin terjadi kalau orangnya sudah mati. Itu intinya, kalau masih hidup dia punya peluang merubah-rubah identitasnya.

Menurut Rocky Gerung Sekarang untuk menjelamatkan kekacauan konseptual itu di bikin istilah lain  yaitu politic of rekognitions.

Dalam kategori itu identitas dihidupkan  karena direkognisi. Itu yang menyebabkan kasus di Kanada misalnya, mereka pakai politik multi-cultural, di kita juga bangsa multi-cultural.
Tapi harus di ingat sesuatu disebut multi-cultural, kalau dia punya elektoral, hanya itu. Intinya itu. Kalau ada punya identitas sesuatu, nggak punya efek-elektoral, nggak akan disebut sebagai politik multi-cultural.

Baca, Wil Kimlika, baca, Charles Taylor tentang politic of recocnitionn'(pdf)   Carl-Smitch, dan segala macam itu. Menurut RG itu pentingnya membaca-baca, jangan kerja-kerja-kerja saja.
Lihat buku politic of recocnition, charles Taylor
Mengutip pembicaraan sebelumnya oleh Fahry, RG menjelaskan bahwa bangsa ini didirikan oleh orang yang membaca buku. Seperti yg dikatakannya. "Saya berterimakasih tadi  yang diterangkan oleh Fakri (peserta diskusi), intinya  perkakas atau konsep2 yang ditinggalkan pendiri bangsa ini adalah otak (intelektualitas). Konsep-konsep itu kita pakai, dan kita teruskan perdebatan konseptualan itu."
Lihat video youtube diskusi lain oleh Fahri Hamzah yg orang nusatenggara barat dan wakil ketua partai GELORA tentang bagaimana cara membangun bangsa indonesia

Kemudian dia mempertanyakan : Selanjutnya perdebatan tentang masa depan bangsa. Kenapa jokowi tidak ada di situ? Kenapa Jokowi tidak faham masa lalu dan tidak tahu masa depan. Cuma kita tanya, Pak. Apa yang Pak jokowi tahu tentangnya yang diterangkan oleh Fakri? Apa yang diterangkan begitu tentang masa depan harapan yang diinginkan?

Di antara pengikut diskusi ada yg panas dan marah  : Rocky ini, Sok tau, jawab Roky saya memang  tahu semua memang, karena itu saya terangkan. Oleh karena itu mari kita berupaya untuk mendengar. 
Ada yg memberi komentar: lama-lama golkar kayak elektoral  juga dia. Ini apa relevansinya pada saudara?
Jawab RG. Pak? Belajar, belajar, belajar. 
Belajar sekarang, ya, saya ambil sekarang bagian yang... Kita bisa dapat pandangan kedepan sekarang. Kita ingin masa depan kita dihasilkan oleh pemilih yang bermutu, kan? 
Pak jokowi  juga bilang begitu pemilih musuhnya bermutu.
Pake alat apa pemilihan itu bisa bermutu? Menurut RG harus ada pertengkaran pikiran di dalam kampanya? Itu intinya itu. 
Menurut Rocky Gerung seorang pemimpin dia harus mampu untuk menghasilkan konsep yang vissioner. Dimana konsep vissioner itu dimungkinkan dihasilkan di universitas dalam pertengkaran di kampus. 
Tetapi, kata Pak Jokowi justru melarang, jangan bawa politik ke kampus. Dia gak ngerti, masa depan dan harapan. Bahwa yg terdepan  itu adalah gagasan pikiran orang kampus. Tetapi justru di larang untuk memperdepatkan politik. Lalu, dimana polititas perdapatan itu dapat dilakukan? Ini Satu poin, ya. 
Poin kedua. Seorang tidak cukup dia punya intellect polititiks. Dia juga punya moralitas itu. Dimana bagian itu di uji?
Eh, di rumah ibadah? Tapi gak boleh? Menguji president di rumah ibadah? Artinya  Pak Jokowi sebenarnya mau bilang pemimpin ke depan itu, gak perlu intellect polititas, fan juga intelek moralitas. Cukup ektabilitas. Dan Itu urusannya Qodari yg dditugaskan sebagai pengamat sosial. Jadi survey aja rakyat indonesia.
Nah, sebenarnya apa itu elektabilitas itu? Dan mengapa tingkat elektabilitas ini berperan penting dalam memprediksi calon-calon presiden dengan kemungkinan menang pemilu yang tinggi?
Menurut Dendy Sugiono pada tahun 2008, elektabilitas adalah tingkat ketertarikan seseorang untuk memilih suatu hal. Elektabilitas ini merupakan kata serapan dari bahasa Inggris “electability” yaitu keterpilihan
Jadi kita men survey  hanya sesuatu yang berasal dari calon  pemimpin kita, hanya hasil-surveys, bukan hasil pertengkaran akademis, bukan hasil moral clarity.
Karena di tempat, dimana pertengkaran pikiran, harusnya diujutkan, justu di larang itu kampus. Di tempat dimana moralitas di uji, justru di larang itu meskid, gereja, rumah ibadah. Dimana otaknya? Jadi dari awal kita sudah tahu tujuannya.
Pasti, pemilu pasti gak bermutu tuh? Poin terakhir. Lihat saja kan 75 hari kampanyenya, Salah, sebenarnya  4 hari saja kampanyenya sebab ada 17 partai, ingin membuktikan visinya itu apakah masuk akal ?. Sebab Selama 70 hari, 70 bagi 17 partai kan hanya  4 hari saja tiap partai.
Kata RG apa yang mau diharapkan dari pertukaran pikiran selama 4 selang hari? Yang diharapkan adalah amplop, raket, dengung amplop. Jadi pemilu ini di design untuk menghasilkan orang yang tidak berpikir dan orang yang hanya membagi amplop. Itu intinya. 
Karena itu saya anggap bahwa ini refleksi kita supaya kita gak segera di tipu oleh juru bicara-juru bicara yang disewa oleh istana untuk membodohi kita. Dan forumn Ini adalah forum kejujuran. 
Menurut Rocky Gerung " Saya gak punya kepentingan, saya gak punya partai. Gue gak dukung siapa-siapa. Tapi gue dukung, saya ingin dukung orang yang berpikir. Itu intinya. 
                                      ***
Untuk lengkapnya di salinkan teks pidato Jokowi untuk Bawaslu tg.17 Desember 2022. yg menjelaskan  politik identitas itu. Sebagai berikut.
"Dan salah satu faktor kerawanan di pemilu-pemilu, di pilkada-pilkada itu adalah soal politik identitas, politik SARA, dan hoaks Ini hati-hati mengenai ini. Hati-hati, kita ini beragam agama, suku, ras, beragam. Jadi hati-hati kalau ada percikan kecil mengenai ini. Segera diperingatkan, enggak usah ragu-ragu, segera peringatkan, panggil sudah, pasti grogi. Bawaslu dan KPU bisa membuat aturan yang jelas, yang rinci, dan efektif. Ini mumpung Pak Ketua KPU juga di sini Harus membuat aturan yang rinci, yang jelas, dan efektif. Aturannya jangan banyak tafsir yang apa sih. Buat aturan yang gambling, yang jelas sehingga kalau memberikan peringatan juga jelas, kamu salah karena ini, jangan ditafsir yang aneh-aneh. Sehingga nge-dok-nya itu jelas. Ini salah, dok, sudah. Sekali lagi, kita tidak bisa bersantai-santai dengan politik identitas, politisasi agama, politik SARA. Jangan berikan ruang apapun kepada ini, ini sangat berbahaya sekali. Ini bisa menjadi peluang pihak lain untuk memecah belah keutuhan negara kita, keutuhan kita sebagai sebuah bangsa."
                                    ***
Dari ILC Tv One, januari 2023, dikonversikan dan diedit oleh Nasbahry Couto dari video ke teks
Referensi: biodata Rocky Gerung wikipedia

Untuk lebih dalam memahami tentang politik identitas dan hubungannya dengan KEBERPIHAKAN lihat link ini https://visualheritageblog.blogspot.com/2023/06/politik-identitas-dan-keberpihakan.html?m=1

Lihat juga: video diskusi di ILC Tv-one tentang ikut campurnya presiden Jokowi pada PEMILU ( bahasa jawa Cawe-cawe)
Catatan
Pengolahan artikel ini sepenuhnya menggunakan HP samsung galaxy A12. Tidak menggunakan laptop. Baik isi maupun gambar2. Tentu saja dibantu oleh beberapa aplikasi lainya. Seperti Vflat, Samsung note, kolase fitogrid art dan sebagainya. 
Akibatnya setelah naskah ini diterbitkan masih saja di edit karena banyak salah2 ketik. Tapi kita bisa kerrja dimana saja kita suka dan tak tergantung tempat.


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar Anda, jika ingin menggunakan emotion, silahkan klik emotionnya, dan kopy paste kodenya dalam kotak komentar

Sering dilihat, yang lain mungkin juga penting