Tahun 1995, saya menerima kiriman dua eks majalah Southwest
Art dari Amerika. Yang mengirim adalah adik saya yang lagi libur ke Amerika
saat itu, yang suaminya bekerja di perusahaan minyak Amerika Hufco, di
Balikpapan. Saya kaget melihat
repro-repro karya seni yang tampilkan di majalah itu, apalagi lukisan-lukisan
lanscapnya bagus-bagus. Tadinya saya berpikir pragmatis bahwa majalah seni Amerika
ini -- seperti perkembangan seni terakhir saat itu –- pastilah berisi gaya seni
posmoderen, abstrak, konseptual atau sejenis ini.Ternyata tidak. Galery-galery
seni, kolektor seni dan seniman di Amerika yang umumnya ada (baik karya
keramik, patung lukis) adalah yang biasa-biasa saja yang dikenal dari perkembangan seni, namum dari
segi penampilan, manajemen, pameran, diskusi dan seminar, maupun koleksi
portofolio seni di sana sangat teradministrasi dengan ketat.
Saya ingat dengan tulisan Bambang Sugiharto, tentang “Tantangan Seni Rupa di Era Global”, yang bernada pesimis, juga dimuat pada blog ini, seakan-akan bertentangan dengan kenyataan yang saya lihat sekarang di Amerika. Oleh karena itu, 20 tahun kemudian, atau beberapa hari yang lalu, saya mulai melacak kembali majalah Southwest Art ini di internet, ternyata majalah ini juga ada di internet. Beberapa topik yang dikembangkan oleh editor seni majalah ini diantaranya adalah Diskusi tentang bagaimana untuk mulai menemukan koleksi seni di sini serta refleksi pada seniman kontemporer Amerika terbaru untuk menciptakan landscape paintings, still life paintings, dan banyak lagi yang lain. Majalah ini juga menyelidiki cowboy art dan Native American art, berikut update pada kompetisi seni, pertunjukan seni, pameran seni, dan banyak lagi. Dapat di lihat lebih lanjut di sini.
Yang saya pikirkan adalah topik yang dibicarakan
oleh Bambang Sugiharto dalam seminar di
Padang, yang bertajuk Seminar Nasional Pendidikan Seni Budaya dan
Industri Kreatif dalam Menghadapi Tantangan Global, ya saya sebenarnya
berpikir orang Amerika telah lama mengembangkan seni secara sadar dan realistis
yang terkait dengan seni budaya dan Industri kreatif, setidaknya apa yang dikembangkan
oleh organisasi profesi seni di Amerika adalah salah satu model atau contohnya.
Jadi jawaban atas masalah seminar di Padang ini tidak harus lari ke masalah
filosofis.
Untuk industri kreatif, mungkin saja telah banyak
dikembangkan di Indonesia sejak adanya kementerian yang mengurus ini di
Indonesia, nampaknya sudah banyak galeri
seni dan juga sanggar seniman, terutama di Bali, namun pada kesempatan ini saya
ingin membicarakan salah satu yang menarik bagi saya, dan juga mungkin untuk
orang lain yaitu plein air painting.
Plein Air
Painting
[ɑ plɛn ɛʁ] ) adalah ungkapan bahasa Perancis yang
berarti "di udara terbuka" dan terutama digunakan untuk menggambarkan
tindakan melukis di luar ruangan, yang disebut juga dalam bahasa Perancis peinture sur le motif . Hal ini juga
dapat dipakai untuk menggambarkan kegiatan lain, di mana seseorang mengambil
bagian di lingkungan luar. Jadi En plein
air adalah istilah dari bahasa Perancis yang secara harfiah diterjemahkan
sebagai "di udara terbuka." Istilah "lukisan plein-air," yang dipakai saat ini, biasanya mengacu pada lukisan yang diselesaikan pada lokasi.
Melukis biasanya di studio, di dalam ruang dalam
rumah, hal ini telah dikerjakan setelah cat minyak ditemukan di daerah Flam
(Belgia) sekarang, yang dahulu daerah Benelux (Begia, Nederland, Luxemburg). Yaitu melukis di atas bidang datar seperti di atas papan,
kain kanvas dengan bahan minyak. Jauh sebelumnya melukis di permukaan dinding
dengan bahan kapur warna (Fresco), telah dikenal sejak zaman Mesir, Romawi
Kuno.
Sebenarnya pelukis telah lama melukis luar rumah, para
pelukis yang melukis langsung di alam di kenal sejak seni Impresionisme. Pada
pertengahan abad ke-19 bekerja di lingkungan cahaya yang alami menjadi sangat
penting, misalnya bagi sekolah Barbizon dan kelompok Impresionisme.
Sebagaimana yang diketahui, popularitas lukisan en
plein air meningkat pada tahun 1870-an dengan dikenalnya tabung pasta cat (menyerupai pasta gigi tabung
moderen). Sebelumnya, masing-masing pelukis membuat cat mereka sendiri dengan digiling
dan mencampur pigmen bubuk kering itu dengan minyak biji rami.
Bagaimana cara seniman melukis dan peralatan apa
yang dibawa saat itu? Selama periode impresionis
dikenal peralatan "Box Easel",
atau dikenal dengan French Box Easel. Bagaimana
box easel pertama kali dikembangkan tidak jelas, tetapi alat pensil, kemudian easel berkaki termasuk kotak cat dan palet sangat portabel untuk
dibawa. Sehingga perjalanan ke hutan dan
atau menaiki lereng bukit dengan alat ini menjadi mudah. Peralatan easel ini masih
dibuat hari ini, dan tetap menjadi pilihan populer, bahkan untuk digunakan di
rumah, karena easel ini dapat dilipat dan disimpan.
Para pelukis Plein Air painting yang terkenal pada paruh kedua abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh misalnya, di Rusia terkenal pelukis seperti Vasily Polenov, Isaac Levitan, Valentin Serov, Konstantin Korovin, Levitan Birch Grove. Di Amerika seperti Sekolah
Old Lyme, termasuk, Guy Rose,
Robert William Wood, Mary DeNeale Morgan, John Gamble, dan Arthur Hill Gilbert. Di Kanada misalnya Group of Seven dan Tom Thomson adalah contoh pendukung
plein Air Painting. Popularitas lukisan luar ruangan telah bertahan sepanjang
abad ke-20 dan abad ke-21.
Beberapa contoh karya plein air painting awal abad ke-20
Vasily Polenov (Rusia)
Valentin Serov (Rusia)
Konstantin Korovin (Rusia)
Guy Rose (Amerika)
Robert William Wood (Amerika)
Mary DeNeale Morgan (Amerika)
Landscape with Lak
Tom Thomson (Canada)
Tom Thomson (Canada)
Plein Air Painting di Amerika (PAPA)
PAPA adalah, Plein Air Painting of America, sebuah organisasi pelukis di lapangan, di Amerika. Pelukis Plein-Air America adalah sekelompok kecil profesional yang berdedikasi untuk lukisan on-lokasi. Sejak berdirinya organisasi ini pada tahun 1986 memerlihatkan pengakuan terhadap keberadaan karya seni cat basah di Catalina, PAPA telah menempatkan lukisan plein air di pentas nasional Amerika, serta kaderisasi bibit pelukis sejenis ini yang telah mekar di seluruh negeri ini. Keanggotaan PAPA sekarang mencakup delapan belas negara bagian di Amerika. Pameran dan Penjualan: PAPA memiliki dua pameran di musim semi, termasuk seminar tentang mengapa kita melukis di luar ruangan di Salmagundi klub di NYC. Bermitra dengan San Dieguito River Valley Conservancy untuk pameran dan penjualan di California Center for the Arts, dan berencana untuk melaksanakannya lagi pada bulan Maret tahun 2015, dan menjadwalkan pameran di Cape Cod Museum of Art , Dennis, MA, pada bulan Juni 2015. (lihat di http://www.p-a-p-a.com/)
PAPA adalah, Plein Air Painting of America, sebuah organisasi pelukis di lapangan, di Amerika. Pelukis Plein-Air America adalah sekelompok kecil profesional yang berdedikasi untuk lukisan on-lokasi. Sejak berdirinya organisasi ini pada tahun 1986 memerlihatkan pengakuan terhadap keberadaan karya seni cat basah di Catalina, PAPA telah menempatkan lukisan plein air di pentas nasional Amerika, serta kaderisasi bibit pelukis sejenis ini yang telah mekar di seluruh negeri ini. Keanggotaan PAPA sekarang mencakup delapan belas negara bagian di Amerika. Pameran dan Penjualan: PAPA memiliki dua pameran di musim semi, termasuk seminar tentang mengapa kita melukis di luar ruangan di Salmagundi klub di NYC. Bermitra dengan San Dieguito River Valley Conservancy untuk pameran dan penjualan di California Center for the Arts, dan berencana untuk melaksanakannya lagi pada bulan Maret tahun 2015, dan menjadwalkan pameran di Cape Cod Museum of Art , Dennis, MA, pada bulan Juni 2015. (lihat di http://www.p-a-p-a.com/)
Menurut majalah Southwest Art, (2014), selama 20
tahun terakhir, minat orang Barat khususnya Amerika dalam lukisan plein-air
telah meledak dan digandrungi. Seperti yang diketahui, cara melukis seperti ini
dianggap revolusioner ketika munculnya gaya seni lukis impresionis di Perancis .
Pada saat ini mereka bekerja secara rutin pada lokasi tertentu, untuk
melukiskan lukisan pemandangan atau lanskap.
Seperti yang dilansir oleh Southwest Art, (2014), pada
masa kini, para pelukis Plein-air Barat sering berpendapat bahwa ada sesuatu
yang hilang ketika sebuah lukisan berasal dari sebuah foto sebagai satu-satunya
referensi lukisan, mereka berpendapat bahwa cara melukis seperti itu tidak
menyampaikan pengalaman bahwa mereka benar-benar ada di sana.
Kathryn Stats
Mid
Summer Morning, oil, 10 x 17.
Joseph Orr
Road
to Summer, acrylic, 24 x 30.
Matthias Fischer
Vineyard
Views, oil, 12 x 16.
Robert Hagberg
Caressed,
oil, 18 x 24.
Jim Wodark
Joy
Ride, oil, 12 x 16.
Michael Charron
Divine
Glow, oil, 32 x 40.
Leslie Allen
Lily
Lake Reflections III, oil, 24 x 30.
Mark Kelvin Horton
North
Devon Coast, England, oil, 7 x 10.
Jeanne Echternach
Creekside,
oil, 12 x 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar Anda, jika ingin menggunakan emotion, silahkan klik emotionnya, dan kopy paste kodenya dalam kotak komentar