Oleh: Nasbahry Couto
Hal 3
Ahmad Muhammad Isa (1981), dalam tulisannya tentang Muslim dan Tashwir, sampai pada kesimpulan bahwa diantara hadits Nabi ada yang bertentangan penafsirannya oleh orang-orang terdahulu, namun tidak seorangpun yang dapat mengatakan secara jelas maupun tersirat, bahwa Alquran memberi larangan terhadap tashwir.[25] Tidak dapat diingkari bahwa seni Islam dipengaruhi oleh pandangan para ulama yang berpegang pada larangan membuat gambar.
Pandangan demikian adalah rintangan bagi seniman untuk membuat gambar manusia dan binatang. Akibatnya karya-karyanya menjadi kaku, kering dan jauh dari kemiripan alam. terdapat sedikit kritik Ahmad Muhammad Isa, bahwa penolakan oleh sebagian besar umat Islam itu, terhadap gambar dan seni patung telah merugikan umat Islam sendiri seperti yang dikatakannya :
Pandangan demikian adalah rintangan bagi seniman untuk membuat gambar manusia dan binatang. Akibatnya karya-karyanya menjadi kaku, kering dan jauh dari kemiripan alam. terdapat sedikit kritik Ahmad Muhammad Isa, bahwa penolakan oleh sebagian besar umat Islam itu, terhadap gambar dan seni patung telah merugikan umat Islam sendiri seperti yang dikatakannya :
“ Karena agama kristen sejak semula telah memanfaatkan pemakaian gambar (shuwar) untuk meluaskan ajarannya dan membawa ajaran itu dari suatu tempat ke tempat lain lewat cara gambar-gambar yang mempunyai arti simbolis (rusum), maka gambar-gambar itu telah melestarikan ajaran-ajaran agama dalam seni, dan dengan demikian betul-betul dibutuhkan sebagai pelukisan ajaran-ajarannya. Seni itu dapat dipakai untuk membawakan arti Injil, dan lebih mudah melekat dalam pikiran dan lebih mudah dipahami oleh orang-orang, seni dipakai untuk menggambarkan kejadian-kejadian penting dalam agama Kristen dan kehidupan rasul dan pendeta. Dapatlah disebut dengan aman, bahwa hingga abad ke 8 Masehi, tidak pernah ada muncul suatu penentang atau kekhawatiran akan kembalinya paganisme atau pemurtatan dari agama Kristen.”[26]
Sebagai kompensasi dari keadaan ini menurut Ahmad muhammmad Isa, seniman muslim beralih pada motif-motif dekoratif yang bercorak floral dan geometris. Para seniman Muslim sangat terlatih dengan ornamen seperti ini dan menggunakan dekorasi untuk menghiasi berbagai objek seni. Seni rupa ini oleh orang Barat disebut dengan “Arabesque”, sesuai dengan asal dari ornamen itu.
Namun demikian Ahmad Muhammad Isa menyimpulkan dari kenyataan yang memperlihatkan bahwa umat Islam akhirnya tidak mempersoalkan larangan dalam hadits, sejauh itu tidak bertentangan dengan ajaran islam yang merepresentaikan makhluk hidup untuk tujuan pemujaan. Beberapa kesimpulan Isa adalah sebagai berikut :
- Kaum Muslim tidak takut pada penggambaran makhluk hidup, dalam sejarah diperlihatkan oleh seniman Islam yang menghiasi Istana raja di masa Al-Walid I (92-96)
- Kaum Muslimin telah menggunakan gambar-gambar dan lukisan untuk menghiasi karpet, furniture, gelas, piala, bendera dan berbagai bahan lainnya seperti kayu, logam, gading dan sebagainya. Dan ini juga sudah berlaku sejak lama sekali. Kecendrungan ini menghasilkan seni rupa yang memiliki karakteristik Islam, menghasilkan lambang-lambang atau simbol bentuk yang bercorak Islami.
- Dari semua pandangan, diyakini bahwa gambar-gambar maupun patung tidak mempunyai kaitan apa-apa dengan masalah halal dan haram, sebagaimana yang telah diperselisihkan oleh para fuqaha. Sesungguhnya pembuatan gambar maupun patung adalah suatu bidang keahlian yang mampu meninggikan jiwa, karya yang dapat meninggikan kecerdasan manusia dalam peradabannya.[27]
- Bahwa sebenarnya ada kontinuitas seni dalam Islam, terjadinya diskontinuitas disebabkan oleh dasar filosofi yang dianut lembaga-lembaga dalam masyarakatnya. Namun dalam praktik, kontinuitas dan konsistensi seni Islam itu sebenarnya ada, hal ini dapat dilihat dalam sejarah Islam, Wiki (2013), menggambarkannya sebagai berikut ini.
...Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan hingga sekarang. Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa yang memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada masa ini. Tetapi perannya sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa modern. Antara lain dalam pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan filsafat keindahan. Seni rupa Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi menjadi motif hias. Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi sifat asli medium arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa ini, perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan istilah arabesque. Peninggalan seni rupa Islam banyak berbentuk masjid, istana, ilustrasi buku, dan permadani[28]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar Anda, jika ingin menggunakan emotion, silahkan klik emotionnya, dan kopy paste kodenya dalam kotak komentar