Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Kamis, 28 April 2011

Masalah Regionalisme dalam Desain Arsitektur

Oleh:
Nasbahry Couto & Harmaini Darwis


Masalah Regionalisme dalam Desain Arsitektur


5. Peran Masyarakat
Peran masyarakat untuk memelihara arsitektur regionalisme  dapat dilihat dalam dua periode. Periode 1) adalah sejak tahun 65-an, dimana Pemda Sumatera Barat berusaha untuk mengonjongkan bangunan –bangunan moderen di kota –kota Sumatera Barat. Akibat nya terjadilah tempelan-tempelan yang tidak perlu pada bangunan moderen yang justru merusak karakter bentuk  AMK. Periode 2) berlangsung sejak tahun 80-an, yaitu sejak diadakannya MTQ ke 13 di kota Padang. Dimana para arsitek yang berperan untuk mendesain bangunan tidak lagi di bawah komando politik Pemda, tetapi berusaha untuk mengadakan penelitian, mencari akar arsitektur lokal (sisa-sisa eksperimen bangunan AML ke AMK dapat dilihat pada bangunan Mesjid Muhamadiyah dan GOR Haji Salim di Kota Padang), yang di prakarsai oleh Ir.Ismed Darwis (Alm.)

Masalah Regionalisme dalam Desain Arsitektur

3. Perwujudan Konsep Regionalisme 


Menurut Wondoamiseno (1991), kemungkinan-kemungkinan ujud arsitektur regionalisme dapat dilihat dalam beberapa kecendrungan, yang disebutnya dengan penyatuan Asitektur Masa Lampau (AML) dan Arsitektur Masa Kini (AMK) dengan kecendrungan sebagai berikut ini.

Sering dilihat, yang lain mungkin juga penting